Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Konsisten Terapkan Skala Prioritas Penerima Vaksin Covid-19

Kompas.com - 05/03/2021, 10:08 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Dony Aprian

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Program vaksinasi Covid-19 telah dimulai di Indonesia sejak 13 Januari 2021.

Menurut Epidemiolog Lapangan Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto dr Yudhi Wibowo, ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian.

"Proses vaksinasi masih berjalan lamban, per tanggal 28 Februari 2021 tercatat 2,69 juta jiwa telah divaksin atau rata-rata 58.479 jiwa per hari," kata Yudhi melalui keterangan tertulis, Jumat (5/3/2021).

Baca juga: Dinkes Banyumas Sebut Efek Samping Usai Divaksin Covid-19 merupakan Hal Wajar

Sementara di India tercatat 14,3 juta jiwa telah divaksin atau rata-rata 348.781 jiwa per hari.

Padahal India mulai vaksin tanggal 18 Januari 2021.

Yudhi juga mengingatkan pemerintah untuk konsisten menerapkan skala prioritas pemberian vaksin sesuai acuan WHO.

Pasalnya, ia melihat skala prioritas yang awalnya telah disusun secara baik ternyata dalam implementasinya ada perubahan urutan skala prioritas.

"Misal informasi di media ada anggota keluarga wakil rakyat yang juga mendapatkan vaksin terlebih dahulu, sementara kelompok lansia terkesan diabaikan padahal merupakan kelompok paling berisiko. Perubahan yang terkesan mendadak ini, tentunya akan memberikan dampak penurunan kepercayaan publik," ujar Yudhi.

Baca juga: Setahun Pandemi Covid-19, Kasus di Banyumas Menurun, tapi...

Selain itu, munculnya isu vaksin gotong royong perlu dikomunikasikan secara terbuka kepada masyarakat.

Tujuannya agar tidak terkesan mendahulukan kelompok sosial tertentu yaitu mengutamakan kelompok pekerja swasta dan kelompok yang memang mampu membeli vaksin.

"Oleh karena itu, harus dijamin program vaksin gotong royong tidak akan mengganggu program vaksin gratis yang telah dicanangkan pemerintah serta tidak mengganggu skala prioritas kelompok yang harus menerima vaksin terlebih dahulu," kata Yudhi.

Hal lain yang dapat menurunkan kepercayaan publik yaitu, munculnya pesan negatif terkait pelaksanaan vaksin atau munculnya kejadian ikutan paska imunisasi (KIPI).

"Apalagi ada sebagian kecil kelompok masyarakat yang anti vaksin dengan berbagai alasan klasik serta begitu banyaknya berita hoaks di media sosial tentang vaksin," ujar Yudhi.

Oleh karena itu, komunikasi menjadi sangat penting untuk mengeliminasi hal-hal yang memberi pesan negatif tentang vaksin.

"Sangat diperlukan kepercayaan yang tinggi dari masyarakat dan komunikasi yang baik secara dua arah antara masyarakat dan pemerintah. Semua keputusan yang diambil pemerintah yang berdampak sangat mendasar dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Covid-19 harus diinformasikan secara terbuka disertai dengan argumen-argumen yang kuat berdasar bukti ilmiah terkini," kata Yudhi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Regional
Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com