KULON PROGO, KOMPAS.com - Hiu paus (Rhincodon typus) diduga sedang sakit sehingga tidak berenang ke tengah laut.
Mamalia ini malah menepi beberapa kali dan berakhir ditemukan mati di pesisir Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 28 Februari 2020.
Untuk mengetahui penyebabnya, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta menerjunkan tim dari Resor Konservasi Wilayah Kulon Progo, tim medis BKSDA Yogyakarta, dan Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta (YKAY).
Mereka melaksanakan nekropsi pada hiu paus.
Baca juga: Ditemukan Banyak Pasir dalam Perut Hiu Paus yang Mati Terdampar di Pantai Kulon Progo
Nekropsi pada hiu paus tidak menemukan luka pada badan dan tak ada benda asing di mulut.
Hasil pembedahan bagian perut hiu paus ini juga tidak menemukan adanya sampah dalam perutnya.
Mereka mendapati perubahan warna pada hepar atau hati serta organ usus yang banyak berisi pasir.
"Kesimpulan awal dari hasil nekropsi yang dilakukan tersebut, diduga hiu paus dalam kondisi sakit sehingga tidak bisa berenang ke tengah laut," kata Kepala Balai KSDA Yogyakarta Muhammad Wahyudi melalui keterangan tertulis, Sabtu (29/2/2020).
Namun, kepastian hiu paus sakit pun masih perlu uji laboratorium di Balai Besar Veteriner Kulon Progo.
Tim medis mengambil sampel organ dalam untuk diperiksa laboratorium yang memakan waktu 1 hingga 2 minggu ke depan.
Bangkai hiu paus ini kemudian dikubur pasca-nekropsi.
Sebelum ditemukan mati, hiu paus bolak-balik di pesisir Kulon Progo.
Pertama, sempat terdampar di Pantai Glagah pada 23 Februari 2020 dan Pantai Garongan pada 26 Februari 2020.
Perjumpaan tak berlangsung lama.
Hiu paus tersebut berhasil kembali lagi ke laut.