Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SMP yang Berkelahi hingga Tewas Adalah Anak Yatim dan Dikenal Penurut

Kompas.com - 06/02/2020, 14:31 WIB
Dewantoro,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Sebuah peti jenazah dengan tanda salib di atasnya diletakkan di depan kamar jenazah di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Kamis (6/2/2020).

Peti tersebut untuk membawa jenazah SM (14), siswa SMP HKBP Sidikalang, Kabupaten Dairi.

Open Lumbangaol (40), paman SM tiba di RS Bhayangkara Medan pada pukul 09.45 WIB.

Dia sudah membawa pakaian di tas punggungnya.

Open berencana ikut membawa jenazah SM ke rumah duka di Desa Huta Gambir, Kecamatan Sidikalang, Dairi.

Open mengaku, dirinya mengetahui SM meninggal setelah diberitahu keluarganya di Dairi pada Rabu sore, dan jenazah korban tiba di RS Bhayangkara Medan pada malam hari sekitar pukul 22.00 WIB.

"Semalam jam 10 malam saya tahu (jenazah) dibawa ke Bhayangkara. Padahal kalaupun tidak dibawa ke sini, jam 3 pagi tadi saya mau berangkat ke Dairi," ujar pria yang sudah 20 tahun tinggal di daerah Karya Wisata, Medan ini.

Baca juga: Perkelahian Siswa SMP di Dairi, Berawal dari Saling Ejek hingga Korban Meninggal Dunia

Dijelaskannya, SM adalah anak satu-satunya dari kakak kandungnya, Loide Lumbangaol.

Sementara bapak SM, Marulak Nainggolan, kata Open, sudah meninggal dua tahun yang lalu.

"Saya tak tahu mau bilang apa. Padahal biasanya anak-anak berkelahi, tapi tak sampai begini," katanya.

Sementara itu, tante SM, Hana Hutabarat (33), yang tiba di RS Bhayangkara Medan mengatakan tidak menyangka dengan peristiwa yang menimpa SM.

Menurutnya, SM adalah anak yang baik, penurut dan selalu penuh semangat.

"Tak menyangka lah saya. Terakhir ketemu itu pas tahun baru kemarin di Sidikalang. Saya kenal dekat dengan almarhum, tanggal lahirnya saya hafal karena dia lahirnya prematur waktu itu," katanya.

Kapolres Dairi AKBP Leonardo D Simatupang saat dihubungi via telepon mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Rabu siang (5/2/2020) sekitar pukul 13.30 WIB.

Menurut keterangan saksi mata, lanjut dia, keduanya terlibat saling ejek dan berujung keributan di halaman sekolah. Korban saat itu membungkuk dan terkena tendangan lalu terjatuh.

"Dia (korban) agak membungkuk dan ditendang sekali saja," katanya, Kamis (6/2/2020). 

Baca juga: Diduga Jadi Korban Bully, Jari Siswa SMP di Malang Diamputasi

Ia mengatakan, pihaknya sudah memerintahkan agar korban diotopsi di Medan (RS Bhayangkara Medan) agar jelas penyebab meninggalnya korban.

"Biar jelas. Apakah ada patah tulang rusuk atau kena paru-paru. Kalau dari luar kan tak kelihatan. Hasil otopsinya apa nanti disampaikan lah. Menunggu dikirimkan ke kita lah dulu hasil otopsinya," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com