Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Mewabah, Pedagang Kelelawar di Semarang Sepi Pembeli

Kompas.com - 01/02/2020, 06:56 WIB
Riska Farasonalia,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


SEMARANG, KOMPAS.com - Wabah virus corona yang merebak belakangan ini telah berdampak pada sejumlah pedagang di wilayah Semarang, Jawa Tengah.

Marimin (55), salah satu pedagang kelelawar di Pasar Hewan Karimata, Jalan RA Kartini, Semarang, mengaku, saat ini penjualannya mengalami penurunan drastis.

Sebab, mewabahnya virus corona ini diduga karena berasal dari kelelawar sehingga masyarakat pun dianjurkan untuk tidak mengonsumsi daging tersebut.

Baca juga: Ahli Patologi IPB: Virus Corona Bisa Menyebar di Indonesia lewat Kelelawar Buah

"Sekarang sepi pembeli selama seminggu ini. Padahal, biasanya, satu dua orang pasti ada yang hubungi saya, paling enggak pesan satu atau dua ekor," kata Marimin, kepada Kompas.com, Jumat (31/1/2020).

Kendati demikian, Marimin yang sudah berjualan selama tujuh tahun ini tak percaya kalau kelelawar bisa menularkan virus corona.

Sebab, dia menyebut kelelawar tidak bisa makan sembarangan. 

Menurutnya, kelelawar hanya memakan buah-buahan di atas pohon.

"Saya rasa kelelawar enggak bisa menularkan virus. Makannya juga cuma buah, jadi enggak sembarangan yang dimakan. Saya sudah jualan kelelawar selama tujuh tahun enggak pernah kena penyakit apa-apa kok," terang pria asli Klaten ini. 

Biasanya, Marimin kerap mendapat pasokan kelelawar maupun kalong dari para pemburu yang dibeli seharga Rp 5.000.

Lantas, ia jual lagi seharga Rp 20.000 Rp 50.000 per ekor kelelawar.

"Sekarang benar-benar enggak ada yang mau beli. Penghasilan saya juga turun banyak," kata Marimin, yang tergabung dalam Paguyuban Pesona Pedagang Burung Semarang (P3BS).

Baca juga: Takut Virus Corona, Pria Ini Minta BPBD Blora Usir 50 Kelelawar di Rumahnya

Marimin menuturkan, dia percaya kelelawar maupun kalong punya khasiat untuk menyembuhkan asma dan gatal-gatal pada tubuh. 

"Biasanya yang laris pada beli kalong. Karena khasiatnya buat obat asma sama gatal. Kalau yang doyan, dagingnya bisa dimakan," ujar dia.

Sementara itu, pedagang lain yang bernama Sutoyo mengungkapkan, kelelawar jualannya saat ini masih menumpuk di dalam kandang, sebab tak ada satu pun pelanggan yang tertarik membeli.

"Kalau kelelawar itu masih ada banyak. Yang kalong ada dua ekor ukurannya besar-besar. Sekarang sepi. Jarang laku," ujar Sutoyo. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com