KOMPAS.com - MFR (11) siswa kelas 5 SD Negeri Tobulung, Kelurahan Tobulung, Kecamatan Bara, Kota Palopo dikeroyok oleh rekan-rekannya.
Pelaku pengeroyokan adalah siswa kelas 4, kelas 6, serta sebagian siswa SMP.
Video pengeroyokan MFR yang berdurasi 15 detik itu viral di media sosial setelah diunggah di salah satu akun Facebook.
Saat dikonfirmasi, Masjuddin Kepala SD Negeri Tobulung membenarkan bahwa siswa yang yang berkelahir itu adalah siswanya.
Baca juga: Viral Video Murid SD Dikeroyok, Akhirnya Bikin Terharu
Ia mengatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi di luar sekolah,
“Ya itu siswa saya, kejadiannya pada saat istirahat keluar main pada Senin lalu. Yang jadi korban adalah MFR (11), murid kelas 5. Pelakunya ada kelas IV dan kelas VI, bahkan ada murid SMP,” kata Masjuddin saat ditemui di sekolah, Rabu (11/12/2019).
Masjudin mengatakan pihak sekolah telah meminta keterangan dari warga yang melihat kejadian tersebut.
Baca juga: Viral Video Driver Go-Jek Pukul Seorang Pemuda Diduga Pelaku Order Fiktif
Ia mengetahui peristiwa tersebut setelah melihat video yang viral pada malam hari setelah kejadian.
“Anak saya cuma bilang kalau dia sudah dipukuli. Malamnya baru saya tahu setelah diperlihatkan video dan di situlah saya mengatakan bahwa ini sudah tidak beres, sudah sadis seperti binatang,” ujar Hanipah.
Pihak sekolah dan polisi pun berupaya mendamaikan siswa dan orangtua.
Baca juga: Viral Video Nenek Tertidur di Pangkuan Kakek Saat Naik Prameks
Proses perdamaian dilakukan di sekolah dihadiri Lurah, Kapolsek, Bhabinkamtibmas, dan semua orangtua siswa
Para siswa dan orangtua yang ternyata masih kerabat dan bertetangga itu bersepakat damai.
Dari pantauan Kompas.com, para pihak saling menangis haru dan berpelukan saat mediasi berlangsung.
"Kami menerima dengan sepenuh hati perdamaian ini. Saya puas, namanya kelakuan anak-anak ya wajarlah kita saling memaafkan,” tutur Hanipah, ibunda MFR.
Baca juga: Fakta Pemadaman Lampu Flyover oleh Pelajar, Viral hingga Pemkab Turun Tangan
Sementara itu Ipda Patobun Kapolsek Wara Utara mengatakan bahwa orangtua korban dan pelaku pengeroyokan sepakat untuk berdamai.
Selain itu ia juga berpesan agar orangtua dan guru sama-sama melakukan pengawasan agar pengeroyokan tidak kembali terjadi.
“Orangtua korban ini merasa para pelaku masih anak-anak dan masih dalam rumpun keluarga dan masih bertetangga,” kata Patobun.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Amran Amir | Editor: Abba Gabrillin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.