Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan "English Day" di NTT, Ini Tanggapan ASN

Kompas.com - 24/07/2019, 19:23 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat telah mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 56 Tahun 2018 tentang Hari Berbahasa Inggris.

Peraturan yang ditandatangani pada 21 Desember 2018 lalu, mulai diberlakukan pada Rabu (30/1/2019).

Isi aturan itu, setiap hari Rabu, seluruh komponen masyarakat dan pemerintah wajib berbicara bahasa Inggris. Pemberlakuan aturan itu dimulai pada 30 Januari 2019 hingga saat ini.

Kepada Kompas.com, sejumlah aparatur sipil negara (ASN) mengaku senang dengan kebijakan gubernur itu.

Lucius Luly, ASN di Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT menyebut, kebijakan itu jelas akan meningkatkan sumber daya manusia, khususnya bagi ASN.

"Seperti kata Pak Gubernur, jangan malu salah. Kenapa harus takut, itu kan bahasa orang. Salah ya wajar,"sebut Luly.

Luly mengatakan, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT Marius Ardu Jelamu menggelar apel dalam bahasa Inggris setiap Rabu.

Selanjutnya, Kepala Biro akan menunjuk secara acak para peserta apel untuk menterjemahkannya.

"Kadang kami dipersilahkan mengambil apel dalam bahasa Inggris, dan teman-teman yang lain ditunjuk menterjemahkan. Ini sangat mengasyikkan. Like a fun game dan kami menikmatinya,"ujar Luly.

Baca juga: Hari Perdana English Day, Gubernur NTT Gunakan Bahasa Inggris Saat Diwawancarai

Penambahan fasilitas

Luly berharap, ke depannya english day bisa didampingi oleh native speaker yang berkompeten di bidang bahasa ini.

Minimal, menurut Luly, untuk melatih percakapan sehari-hari.

Luly mengatakan, Pemerintah Provinsi bisa memfasilitasi minat sekolah para ASN di luar negeri. Misalnya untuk kursus bahasa dan persiapan program seperti TOEFL dan beasiswa Australia.

Menurut Luly, hal ini harus didorong, supaya ASN Pemprov NTT minimal bisa ikut program kursus singkat yang disediakan negara-negara pemberi beasiswa luar negeri.

Pemprov dinilai bisa bekerja sama dengan lembaga lain, seperti Laboratorium Bahasa Universitas Nusa Cendana Kupang dan pihak lain yang terkait khusus di bidang bahasa.

"Ini sejalan dan mendukung program Jokowi di periode kedua, yakni peningkatan SDM," kata Luly.

Hal senada juga disampaikan Aven Rame, ASN di Biro Humas Provinsi NTT.

Menurut Aven, kebijakan Gubernur NTT sangat bagus untuk memotivasi ASN agar terus meningkatkan kemampuan diri dan daya saing.

"Apalagi sekarang banyak tawaran beasiswa untuk belajar bagi ASN selalu disertai syarat sertifikat TOEFL dan kemampuan berbahasa Inggris," kata Aven.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com