Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Ibnu, Bocah 11 Tahun Melawan Kanker Ini

Kompas.com - 16/05/2019, 15:24 WIB
Masriadi ,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


ACEH UTARA, KOMPAS.com – Tinggi badannya belum sampai satu meter. Tanpa memakai baju, hanya celana pendek melekat di tubuhnya.

Ia berdiri di depan rumahnya di Desa Lhok Krek, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara. Perutnya membengkak bak wanita hamil.

Itulah Ibnu Hajar (11), bocah yang didiagnosa menderita bengkak limpa.

Buah hati dari pasangan Amiruddin (50) dan Maryati (45) ini sudah pernah dibawa ke Rumah Sakit Umum Kesrem.

Baca juga: Bocah 7 Tahun di Karawang Menderita Gizi Buruk, Tinggal Tulang Berbalut Kulit

 

Dokter di rumah sakit itu merujuknya ke rumah sakit terbesar di Aceh yaitu Rumah Sakit Umum Zainal Abidin, Banda Aceh.

“Siapa yang tak ingin anaknya sembuh. Tapi, bawa ke Banda Aceh, saat ini kami belum mampu. Belum ada uangnya, walau obatnya bisa pakai BPJS. Kan butuh biaya jaga, makan sehari-hari di sana dan lain sebagainya,” kata Maryati, Kamis (16/5/2019).

Sehari-hari sang suami hanya bekerja menjadi buruh tani. Maryati sesekali bercocok tanam seperti cabai dan padi.

Penghasilan mereka sangat terbatas. Nyaris tidak cukup menghidupi keluarga kecil itu.

Mata ibu ini nanar ke langit. Air matanya menetes di kedua pipi ketika mengingat saat pertama empat tahun lalu, Ibnu divonis bengkak limpa.

Perlahan perut anaknya semakin membesar. Kulit Ibnu berubah agak ke kuning-kuningan dan tubuh lemah.

Berat badan anaknya kini hanya 11 kilogram dari berat ideal 25 kilogram. Kondisi lemah itu pula membuat Ibnu kerap tidak sekolah.

”Saya pernah bawa ke Rumah Sakit Kesrem, RS PT Arun di Lhokseumawe. Kalau ke Puskesmas sudah berpuluh-puluh kali saya bawa. Hasilnya dirujuk ke Banda Aceh, karena katanya di sana dokternya tersedia,” sebut dia.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Khalmida kepada wartawa ditempat terpisah menyebutkan, Ibnu mulai ditangani Puskesmas Sawang, Aceh Utara, sejak berusia dua tahun.

“Sampai sekarang masih didampingi, utamanya soal gizi,” kata dia.

"Sejak usia anak tersebut umur 2 tahun, sampai sekarang terus didampingi dan berobat ke puskesmas ahli gizi, malah pihak puskesmas sering turun ke rumah anak tersebut," tambah dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com