SURABAYA, KOMPAS.com - Perusahaan jasa elektronik PT Transtek menguji coba sistem pembayaran menggunakan transaksi elektronik pada bus umum jurusan kelas non-ekonomi Surabaya-Malang pulang pergi, Senin (15/4/2019).
Model pembayaran tersebut hampir sama dengan pembayaran model e-Tol. Penumpang hanya memerlukan kartu khusus untuk ditempel di alat yang dibawa kondektur bus untuk membayar ongkos bus.
"Saat ini masih sosialisasi kepada para stakeholder dan uji coba. Semoga saat angkutan Lebaran nanti bisa mulai digunakan," ujar Direktur PT Transtek Adi H Soewandibio, Senin.
Baca juga: Hoax: Transaksi Elektronik Tol Dikaitkan dengan Utang China
Adi mengatakan, pihaknya sudah bekerjasama dengan beberapa bank milik pemerintah maupun swasta sebagai bank pendukung pembayaran transaksi elektronik bus umum ini.
Sebagai langkah awal, penerapan transaksi elektronik akan diterapkan untuk bus kelas non-ekonomi di 10 perusahaan otobus (PO) jurusan Surabaya-Malang pulang pergi, di antaranya PO Kalisari, Mandala, Hafana, Tentrem, Medali Mas, Pelita Mas, Dana Dhasih dan PO Restu.
Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jawa Timur, HB Mustofa mengatakan, mendukung penerapan pembayaran elektronik untuk bus umum. Bagi dia yang juga pengusaha bus, pemanfaatan teknologi bisa meminimalisir kebocoran keuangan operasional bus.
Kebocoran yang dimaksud Mustofa, yaitu awak bus mengambil untung dari biaya operasional bus.
Sekretaris Dinas Perhubungan Jawa Timur, Arifin Imanadji, menyebut uji coba penggunaan E-Payment di angkutan umum bus kota adalah suatu terobosan.
"Transaksi elektronik selama ini hanya diterapkan di pesawat, kereta api dan angkutan laut. Di Jatim kita inisiasi ini semoga bisa diadopsi ke tingkat nasional, istilahnya dari Jawa Timur untuk Indonesia," katanya.
Baca juga: Revisi UU ITE Dinilai Belum Menyentuh soal Transaksi Elektronik dan E-commerce
Penerapan sistem ini diharapkan tidak hanya mengubah kebiasaan masyarakat dari transaksi manual di atas bus, menjadi elektronik, tapi juga merubah budaya masyarakat untuk tidak selalu tergantung dengan pemakaian uang tunai.
"Selain itu, dengan tidak membawa uang tunai di atas bus, meminimalisir pencurian dan semacamnya," ujar Arifin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.