Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viking Persib Club Bantah Berafiliasi pada Paslon Pilpres 2019

Kompas.com - 03/01/2019, 17:45 WIB
Dendi Ramdhani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Salah satu kelompok suporter tim Persib Bandung, Viking Persib Club membantah telah mendeklarasikan diri mendukung salah satu pasangan calon pada Pilpres 2019.

Viking pun membuat pernyataan resmi soal kunjungan empat orang yang mengatasnamakan perwakilan Viking ke kediaman Ma'ruf Amin di Jalan Situbondo, Jakarta, Rabu (2/2/2019) kemarin.

Pernyataan resmi itu sempat diunggah oleh Yana Umar, selaku pengurus Viking lewat akun instagram pribadinya.

"Sehubungan dengan maraknya pemberitaan media yang menyebut keberpihakan Viking Persib Club (VPC) mendukung salah satu pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden Republik Indonesia 2019, bersama ini kami informasikan kepada distrik-distrik, para anggota VPC dan Bobotoh pada umumya, bahwa VIKING PERSIB CLUB selama ini tidak pernah mendeklarasikan dukungan kepada Capres maupun Cawapres pada Pemilu 2019 mendatang," tulis pernyataan itu.

Seperti diberitakan, Rendra, salah satu perwakilan Viking mengaku kunjungan dan deklarasi ini dilakukan berdasarkan perintah Ketua Umum Viking Heru Joko.

Baca juga: Mengaku Wakili Viking, 4 Bobotoh Persib Deklarasi Dukung Jokowi-Maruf

Kompas.com mencoba mengklarifikasi hal itu kepada Heru. Saat dihubungi via telepon seluler, Kamis (3/1/2019), Heru belum bersedia memberi tanggapan lantaran tengah berada di luar negeri.

"Nanti saja ya, saya lagi di Jepang," kata Heru singkat.

Masih dalam keterangan resminya, Viking Persib Club terlahir karena kebersamaan, dan keberanekaragaman pandangan.

Sebuah rumah yang di dalamnya berisikan ratusan ribu manusia dengan beragam pemikiran dan karakteristik yang berbeda-beda namun dipertemukan oleh takdir yang sama, yaitu mendukung Persib.

"Oleh karena itu, Viking Persib Club, selalu mengacu kepada sikap peaceful coexistance (hidup berdampingan secara damai) antar sesama anggotanya yang terikat dalam nilai-nilai, norma, budaya dan juga keyakinan pandangan politik yang beragam dan berbeda-beda," tulis pernyataan tersebut.

"Dalam sebuah kumpulan yang heterogen seperti Viking Persib Club, toleransi merupakan pilihan yang cerdas untuk memperkuat solidaritas antar sesama. Bahwa toleransi dalam keyakinan pandangan politik sudah sejak dahulu ada dan dihidupkan dalam keluarga besar Viking Persib Club,".

Toleransi selama ini, mampu menjaga dan menghormati setiap dinamika sosial-politik yang ada dalam keluarga besar Viking Persib Club.

"Maka kami berharap kepada seluruh pihak, Distrik-distrik, anggota Viking Persib Club, dan Bobotoh umumnya, mari kita maknai perbedaan ini sebagai keindahan demokrasi untuk membangun rumah kita, Viking Persib Club ke arah yang lebih baik lagi. Jadikanlah momen ini sebagai bentuk ekspresi toleransi, dalam hal apapun, united we stand,".

Baca juga: Ketika Rumah Dedi Mulyadi Diserbu Viking Pendukung Persib

Sementara itu, Ketua Viking Frontline Tobias Ginanjar mengatakan, pilihan politik merupakan hak setiap warga negara. Namun, mengatasnamakan Bobotoh dalam ranah politik bukan sikap yang tepat.

"Tentunya setiap warga negara mempunyai hak untuk memilih dan dipilih sebagai individu, tapi kalau sudah mengatasnamakan bobotoh secara keseluruhan menurut saya tindakan tersebut kurang tepat karena sebenernya bobotoh berasal dari beragam latar belakang pandangan politik yang berbeda-beda sehingga tidak bisa digeneralisasi menjadi pendukung si A dan si B yang justru nantinya malah memunculkan pro kontra di kalangan internal bobotoh itu sendiri," jelas Tobi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com