Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jabar Bakal Punya 100 Desa Kreatif Lestarikan Bambu

Kompas.com - 28/12/2018, 11:41 WIB
Dendi Ramdhani,
Khairina

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggagas program 100 desa kreatif dengan memanfaatkan pohon bambu agar punya nilai ekonomi.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, Jawa Barat memang kaya dengan ragam jenis phon bambu.

"Potensi bambu di Jawa Barat itu sangat luar biasa. Itu berada di wilayah kabupaten, wilayah pedesaan. Apalagi Jawa Barat curah hujannya sangat tinggi, berarti untuk tumbuhnya bambu juga sangat hebat," ucap Uu, usai menerima audiensi Hijau Lestari Indonesia di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kamis (27/12/18) kemarin.

Baca juga: Hanya Empat Jam Bangun Rumah Bambu

Uu mengungkapkan, program 100 desa kreatif sesuai dengan tagline Jabar Juara Lahir Batin. Program tersebut akan menghadirkan upaya pemanfaatan potensi lokal sekaligus pelestariannya.

"Oleh karena itu, potensi yang besar ini harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat yang ada di pedesaan," tambahnya.

Program 100 desa kreatif ini hasil kolaborasi HLI dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat melalui Sawala Eco Villlage, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Jawa Barat, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat.

"Ini diawali dari pembentukan 100 desa kreatif begitu juga dengan programnya Pak Wagub (Jabar) yang bersinergi,” kata Kepala Divisi Pembinaan dan Perencanaan Hijau Lestari Indonesia Oki Hikmawan usai audiensi.

“Akhirnya kami menyatukan persepsi untuk bersama-sama membangun 100 desa kreatif di Jawa Barat. Ini program unggulan Baju Baja (Bambu Juara Bambu Jawa Barat)," tutur Oki.

Kendati punya nilai ekonomi, pelestarian bambu mesti tetap diutamakan. Sebab, HLI mencatat, hanya tersisa 36 macam dari 56 jenis bambu di Jabar.

Oki menambahkan, produksi kriya berbahan dasar bambu begitu masif saat ini. Tapi hal tersebut tidak diimbangi dengan penanaman kembali.

Baca juga: Sampah Bambu Menumpuk di Sungai Cikeas

"Yang pertama kami harus melakukan kontrak dengan kawan-kawan yang memproduksi bambu, tapi lupa menanam. Ini yang harus kami katakan, bahwa kami sangat peduli dengan lingkungan hidup," kata Oki.

“Satu ekosistem hilang, dari 56 jenis bambu di Jawa Barat kami hanya menemukan 36 di lapangan. Bagaimana dengan bambu tutul, bagaimana dengan bambu duri yang sudah mulai hilang. Kemudian bambu ater asli Subang yang juga sudah mulai hampir punah,” lanjutnya.

Program 100 desa kreatif ini akan memberikan pelatihan pemanfaatan sekaligus budidaya pohon bambu. Pelatihan akan melibatkan kaum muda desa. Hingga kini, sudah ada empat desa potensial yang sedang melaksanakan program ini yaitu di Garut, Majalengka, Kuningan, dan Kabupaten Tasikmalaya.

"Jadi, bukan hanya sekadar pengelolaan saja tapi pelatihannya juga, bagaimana melatih para pemuda desa untuk kreatif dan membangun sebuah wirausaha muda di desa, kemudian juga pemanfaatannya. Dan terakhir adalah penanaman," jelasnya. 

Kompas TV Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto menanggapi pernyataan Calon Wakil Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto yang menyebut Indonesia bisa punah jika kalah pada Pilpres 2019 nanti. Wiranto pun menantang Prabowo taruhan rumah. Seperti yang dimuat di laman Kompas.com, Wiranto menantang Prabowo pertaruhkan rumahnya soal pernyataan Indonesia punah. Saat pidato Prabowo di Konferensi Nasional Kader Gerindra di Sentul, Bogor. Sambil bercanda Wiranto menantang Prabowo jika Prabowo kalah pada Pilpres 2019 dan Indonesia tidak bubar Wiranto meminta rumah Prabowo di Hambalang buat dirinya. Sebaliknya jika Prabowo menang dan Indonesia bubar rumah Wiranto di Bambu Apus akan diserahkan ke Prabowo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com