PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Ribuan warga di wilayah pantai barat Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah masih tinggal di pengungsian dengan fasilitas seadanya.
Relawan tanggap bencana dari Kepulauan Bangka Belitung Donny Fahrum mengatakan, pengungsi tinggal di lapangan terbuka dengan kebutuhan utama berupa terpal dan tempat istirahat.
"Untuk di Desa Marana pengungsi tinggal di lapangan. Ini semacam lapangan pengembalaan hewan ternak. Ada banyak kotoran ternak di sini," kata Donny saat dihubungi Kompas.com, Jumat (12/10/2018).
Dia mengungkapkan, pengungsi tersebar di Desa Marana, Kavaya, dan Kali Buru, Kecamatan Sindue.
Baca juga: 22 Relawan Asing Ditolak Masuk Palu, Ini Alasannya
Setiap lokasi dihuni pengungsi dengan jumlah berbeda, mulai puluhan hingga ratusan kepala keluarga.
Kecamatan Sindue berjarak sekitar 45 kilometer dari Kota Palu. Diduga karena lokasi yang terpelosok membuat pasokan bantuan belum bisa mengakomodir kebutuhan di pengungsian.
"Kekurangan terpal ini telah kami sampaikan pada relawan yang lain. Supaya bantuan yang masuk nanti ada terpal atau tenda, semacam tempat berteduh," ujarnya.
Donny dan sejumlah relawan berada di Pesisir Barat Donggala sejak empat hari lalu untuk menyalurkan bantuan dari masyarakat Kepulauan Bangka Belitung.
"Ratusan terpal untuk tenda telah kami salurkan. Tapi melihat kebutuhan di lapangan ini masih kurang," bebernya.
Selain terpal, sebanyak 2 ton beras, peralatan medis, serta makanan dan perlengkapan bayi ikut disalurkan.
Relawan asal Kepulauan Bangka Belitung masih bertahan di daerah bencana karena bantuan tambahan sedang dipersiapkan di bawah koordinasi istri wakil gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Melati Erzaldi.