BANDUNG, KOMPAS.com - Pascabencana gempa bumi dan tsunami di wilayah Donggala, Palu dan Mamaju, Sulawesi Tengah, Kementerian Komunikasi dan Informatika sejak Sabtu (29/9/2018) telah melakukan pemantauan atas sejumlah konten negatif yang beredar di jaringan internet baik melalui situs maupun media sosial dan platform chatting.
Berdasarkan siaran pers dalam website resmi www.kominfo.go.id, Kominfo menemukan sejumlah konten informasi hoaks yang beredar.
Berikut fakta sesungguhnya dari informasi yang telah beredar tersebut:
1. Hoaks Bendungan Bili-Bili di Kabupaten Gowa Retak
Faktanya bendungan Bili-bili masih dalam keadaan aman dan terkendali setelah dilakukan pengecekan oleh pihak Polsek Mamuju Gowa.
2. Hoaks Korban Musibah
Faktanya, foto yang digunakan tersebut adalah foto kejadian gempa tsunami Aceh 26 Desember 2004 yang disebarluaskan kembali sebagai dokumentasi korban gempa tsunami Palu.
3. Hoaks Walikota Palu Meninggal
Faktanya, Walikota Palu Hidayat tidak meninggal dan kini turut melakukan tanggap darurat gempa bumi di Palu, Sulawesi Tengah.
4. Hoaks Gempa Bumi Susulan
Faktanya, tidak ada satu pun negara di dunia dan IPTEK yang mampu memprediksi gempa secara pasti, nerdasarkan konfirmasi dari Kepala Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Baca juga: Jokowi Instruksikan Kapolri Tangkap Penyebar Hoaks Gempa dan Tsunami Sulteng
5. Hoaks Gerak Cepat Relawan FPI Evakuasi Korban Gempa Palu
Faktanya, dalam gambar itu adalah relawan FPI membantu korban longsor di desa Tegal Panjang, Sukabumi.
6. Hoaks Mayat yang Minta Gempa
Faktanya, gambar itu diambil dari kejadian di Sungai Siak Pekanbaru, Riau