Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Jokowi Main Pingpong Tanpa Meja dan Bola di Markas Facebook

Kompas.com - 29/08/2018, 18:51 WIB
Wijaya Kusuma,
Reni Susanti

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo berbagi pengalamannya berkunjung ke kantor Facebook dua tahun lalu. Ia bermain pingpong hanya dengan mengenakan kaca mata, tanpa meja maupun bola. 

Hal itu disampaikannya di depan tamu undangan pembukaan Kongres Mahasabha XI KMHDI (Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia) di Yogyakarta, Rabu (29/8/2018).

Jokowi mengungkapkan, di Amerika, ia mengunjungi kantor Google, Facebook, dan Twitter. Ia melihat serta mengalami langsung perkembangan teknologi yang begitu cepat.

"Saya masuk ke markasnya Facebook ketemu Mark (Mark Zuckerberg). Saya diminta masuk ke dalam ruangan dan diminta mengenakan kaca mata," ucapnya.

Baca juga: Tim Kampanye Jokowi-Maruf Bahas Kesiapan Logistik untuk Saksi dan Advokat

Di ruangan tersebut, Jokowi bermain pingpong tanpa ada bola maupun meja. Ia bermain pompong hanya dengan mengenakan kacamata.

"Diajak main pingpong tidak ada mejanya tidak ada bolanya tetapi persis seperti main pingpong. Saya tanya, Mark apakah ini (kaca mata) hanya untuk main pingpong? Enggak, ini untuk semuanya," tuturnya.

"Mark mengatakan, Bapak (Presiden Joko Widodo) juga bisa main bola di ruangan, ga ada bola, ga ada lapangan, tetapi bisa berkeringat," ungkapnya.

Menurut Jokowi, itulah bukti bahwa perubahan dan perkembangan teknologi di dunia saat ini sangat cepat. Sehingga perubahan harus diantisipasi dan dihadapi. 

"Inilah perubahan yang harus kita antisipasi,yang akan saudara-saudara dihadapi, para mahasiswa para anak muda ke depan," tuturnya. 

Baca juga: Perolehan Medali Asian Games Kontingen RI Lampaui Target, Jokowi Sebut Penyebabnya

Jokowi menambahkan, dunia saat ini mengalami perubahan yang sangat cepat. Sehingga landscape ekonomi, politik, serta sosial juga turut berubah.

"Kenapa ini saya ingatkan, karena yang bisa mengantisipasi, bisa mempersiapkan, yang paling cepat tidak ada yang lain, hanya anak-anak muda, hanya mahasiswa," imbuhnya.

Ia mengungkapkan, perubahan besar yang terjadi di seluruh dunia karena adanya revolusi industri 4.0. Revolusi 4.0 lebih cepat 3.000 kali dibanding revolusi industri yang pertama.

"Perubahan yang akan terjadi ini apa, kita belum bisa meramalkan, memperkirakan, atau memprediksi. Kita perlu siap-siap, perlu mengantisipasi," urainya.

Kompas TV Saat ini, Indonesia masih menempati peringkat kelima dengan mengantongi 14 medali emas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com