Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Mohon Pak Jokowi Mau Memperhatikan dan Membangun Waduk Cengklik..."

Kompas.com - 16/08/2018, 16:12 WIB
Labib Zamani,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

BOYOLALI, KOMPAS.com - Warga Desa Ngargorejo, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, punya cara berbeda dalam menyemarakkan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 Kemerdekaan RI.

Mereka menggelar kegiatan upacara bendera di tengah obyek wisata Waduk Cengklik menggunakan perahu. Ada sekitar 25 perahu yang mereka gunakan untuk upacara dan mereka hiasi bendera merah putih.

Selain itu, poster bertulis "Dirgahayu RI ke-73 Tahun 2018, Tetap NKRI Jangan Tercerai Berai Gara-gara Pilpres" dan "Pak Jokowi Mohon Tempat Wisata Waduk Cengklik Boyolali Dipercantik" turut dibentangkang warga dalam kegiatan upacara.

Mereka berharap melalui poster itu pemerintah dapat memperhatikan obyek wisata Waduk Cengklik, yang kondisinya mengalami pendangkalan karena dipenuhi dengan tumbuhan eceng gondok.

Baca juga: Dua Pemancing Jatuh dan Tenggelam di Waduk Cengklik

Upacara bendera diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Ada sekitar 40-an warga yang mengikuti upacara. Mereka terdiri dari laki-laki dan perempuan.

Mereka mengintari bendera merah putih yang berada di tengah waduk menggunakan perahu sebanyak tujuh kali. Kegiatan itu sebagai wujud penghormatan mereka terhadap bendera merah putih.

Warga Desa Ngargorejo, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mengadakan upacara bendera di tengah obyek wisata Waduk Cengklik Boyolali, Kamis (16/8/2018).KOMPAS.com/Labib Zamani Warga Desa Ngargorejo, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mengadakan upacara bendera di tengah obyek wisata Waduk Cengklik Boyolali, Kamis (16/8/2018).
Upacara bendera di tengah waduk tersebut berlangsung sekitar 30 menit. Warga menghidupkan mesin perahu dan kembali ke tepi waduk.

Perwakilan paguyuban nelayan Waduk Cengklik, Guntoro mengungkapkan, kegiatan upacara bendera peringatan HUT Kemerdekaan RI di tengah Waduk Cengklik baru pertama kali diselenggarakan. Biasanya mereka hanya memasang bendera merah putih di depan rumah.

"Iya, baru pertama kali ini (upacara bendera di tengah waduk). Kegiatan ini juga untuk mengajak generasi muda ikut memaknai nilai-nilai nasionalisme di Hari Kemerdekaan RI," kata Guntoro di Waduk Cengklik Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (16/8/2018).

Baca juga: Pembuang Jasad Perempuan di Waduk Cengklik Tertangkap di Riau

Guntoro mengatakan, kondisi Waduk Cengklik sekarang cukup memprihatinkan. Waduk yang digunakan sebagai irigasi pertanian itu banyak ditumbuhi tanaman eceng gondok. Akibatnya waduk mengalami pendangkalan.

"Kami mohon kepada Pak Jokowi mau memperhatikan dan membangun Waduk Cengklik," ujar Guntoro.

Dia menjelaskan, perahu yang digunakan untuk kegiatan upacara bendera memiliki tujuan supaya menarik wisatawan datang ke Waduk Cengklik. Menurut dia, perahu yang digunakan itu merupakan perahu wisata.

Nelayan lainnya, Joko, mengatakan, pendangkalan yang terjadi di Waduk Cengklik disebabkan banyaknya tumbuhan eceng gondok. Sehingga, salah satu upaya untuk memperindah Waduk Cengklik adalah dengan mengeruk dan menghilangkan tumbuhan eceng gondok.

"Kami mohon pemerintah bisa memperhatikan Waduk Cengklik. Utamanya masalah pendangkalan yang terjadi di waduk," ucap Joko.

Baca juga: Begini Perampok Bunuh Korban dan Buang Jasadnya ke Waduk Cengklik

Joko berharap, pemerintah dapat membangun Waduk Cengklik menjadi kawasan obyek wisata yang indah sehingga dapat menarik wisatawan berkunjung ke Waduk Cengklik.

"Kalau tempatnya bagus pasti akan banyak wisatawan yang datang ke sini (Waduk Cengklik)," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com