YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Para petani terdampak banjir rob yang menggenangi wilayah selatan Kabupaten Bantul, Yogyakarta, berharap ada solusi penanganan di sekitar muara Sungai Opak.
Sebab, pembuatan sodetan di Suangan bukan solusi jangka panjang karena akan tertutup seiring naiknya air laut.
Salah soerang petani di Desa Srigading, Sanden, Yuni Maryanto menyampaikan, puluhan hektar tanaman bawang merah terendam air.
"Air masih menggenang, padahal sekitar 20 hari lagi siap panen. Kalau dipanen lebih awal sangat sulit karena bawang merah belum laku untuk dijual," ujar Yuni, Selasa (7/8/2018).
Baca juga: Misteri Penculikan Hasni Selama 15 Tahun, Dicuci Otak hingga Jadi Budak Seks Dukun
Jika kondisi ini dibiarkan, petani akan rugi besar. Karena itu ia berharap, ada solusi konkret sehingga banjir rob tidak bisa menggenangi area pertanian milik warga.
Sebab sodetan di Suangan yang merupakan pembatas air laut dengan Sungai Opak, belum mampu mengatasi selamanya.
"Kalau tertutup maka aliran Sungai Opak tidak bisa ke laut dan akan menggenang lahan pertanian," ucapnya.
Yuni mengatakan, upaya sementara yang dilakukan untuk mengurangi genangan, adalah dengan memompa air kembali ke sungai.
Namun kebutuhan operasional yang mencapai Rp 700.000 per hari untuk solar sebagai bahan bakar pompa, cukup memberatkan petani.
Baca juga: Mengapa Hasni Baru Ketemu Setelah Hilang 15 Tahun? Berikut 4 Fakta Seputar Kasus Ini
"Semoga ada solusi jangka panjang dari pemerintah. Salah satu solusi yang mungkin bisa dilakukan dengan cara meninggikan tanggul muara sehingga air tidak lagi ke pertanian milik warga," imbuhnya.
Anggota DPR RI Gandung Pardiman langsung meninjau lokasi. Ia mengaku akan segera melakukan koordinasi dengan pemerintah.
"Intinya saya akan mengajak tenaga ahli untuk mengkaji terlebih dahulu biar tahu permasalahannya sehingga upaya penanganan lebih efektif," pungkasnya.