Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Tersangka Aborsi Yamini Ramai Setiap Kliwon, Pahing, dan Pon

Kompas.com - 21/06/2018, 10:24 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Yamini (67), nenek asal Dusun Wonokerto, Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan aborsi oleh Polres Magelang.

Warga sekitar mengaku kaget dan tidak menyangka jika nenek yang akrab dipanggil Mbah Yam itu juga melayani jasa aborsi ilegal.

Sebab, selama puluhan tahun dia sudah dikenal sebagai tukang pijat dan dukun bayi.

Setiap hari, puluhan pasien datang ke rumahnya, dari bayi, anak-anak, pria dan wanita dewasa, ibu hamil hingga lansia.

Baca juga: Polisi Bongkar Praktik Aborsi dengan Modus Pijat Bayi Tradisional

Menurut seorang tetangganya yang enggan disebutkan namanya, pasien akan lebih banyak yang datang pada hari Kliwon, Pahing dan Pon (kalender Jawa).

"Setiap hari banyak yang datang, ada yang pijat, untuk bayi, orang-orang yang keseleo, kecethit juga bisa. Rame lagi kalau Kliwon, Pahing dan Pon," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (20/6/2018).

Menurut dia, sudah lama Yamini berprofesi sebagai tukang pijat dan dukun bayi.

Pasiennya tidak hanya datang dari sekitar dusun atau desanya, tetapi juga dari di luar daerah, seperti Muntilan, Kota Magelang, bahkan Kulonprogo, Yogyakarta.

"Kami tahunya yang mijeti (memijat) saja, ngga tahu kalau lain-lainnya (aborsi)," tuturnya.

Salah satu menantu Yamini, Eko Suwito, mengaku jika selama ini keluarga hanya tahu ibunya itu adalah tukang pijat biasa.

Baca juga: Polisi Temukan 20 Kantong Tulang Bayi di Belakang Rumah Dukun Pijat di Magelang

Baik pijat bayi baru lahir, maupun pijat orang dewasa yang sakit perut, capek, maupun keseleo.

"Setiap hari ada pasien yang datang kesini. Jumlahnya kurang tahu pasti, tapi setiap hari pasti ada. Dari wilayah sekitar sini maupun luar daerah," ungkap Eko.

Dia mengaku baru tahu jika mertuanya melakukan praktik aborsi setelah polisi menangkap Yamini.

Ibu mertuanya itu tidak pernah bercerita sebelumnya. Apalagi Eko mengaku selama ini bekerja ke luar kota sehingga tidak pernah mengetahui lebih dalam profesinya ibu mertuanya.

"Saya kurang tahu, karena simbok tidak pernah cerita juga. Keluarga tahunya, ya tukang pijat biasa, pijat bayi yang baru lahir, itu saja," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com