Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Ubah Budaya Koruptif di Tubuh Polri Tidak Gampang, Perlu secara Bertahap

Kompas.com - 04/04/2018, 06:53 WIB
Agie Permadi,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com - Polri terus berbenah memperbaiki diri guna memberikan pelayanan dan mendapatkan kepercayaan masyarakat.

Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Tito Karnavian menyebutkan, ada tiga hal budaya yang sedang diperbaiki di tubuh Polri, salah satunya budaya koruptif.

"Saya cuma tiga fokus, budaya koruptif kita harus tekan, kemudian budaya kekerasan, dan arogansi kewenangan," kata Tito pada acara Sosialisasi serta Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Polri dan Menpan RB di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Selasa (3/4/2018).

Namun, menurut dia, untuk memperbaiki budaya koruptif di organisasi yang memiliki 440.000 anggota ini tidaklah mudah.

"Khusus budaya koruptif ini memang tidak gampang, kita perlu melakukan perubahan secara bertahap," ujar Tito. 

Baca juga: Kapolri: Tindakan Hukum yang Dilakukan Polisi Harus Mendapat Restu Publik

Menurut dia, mengubah budaya negatif korupsi merupakan tantangan Polri saat ini. Tito menyebutkan, kini ada dua generasi di tubuh Polri, yakni kelompok generasi sebelum Polri mandiri dan kelompok generasi Polri setelah mandiri.

"Di generasi Polri sebelum tahun 2000 (sebelum Polri mandiri), budaya koruptif ini sangat permisif sehingga dianggap sesuatu yang benar. Kita dapat amplop tunjukin teman itu biasa. Ada yang sudah berdinas, tapi tidak memiliki kendaraan dianggap bodoh karena enggak memanfaatkan jabatannya dengan baik. Kenapa? Karena diajarinya begitu sama senior," ungkap Tito. 

"Pada tahun 2000 (Polri mandiri) sudah mulai gerakan antikorupsi menguat. Persoalan kita adalah bagaimana agar generasi tahun 2000 ini yang sistem pendidikannya di bawah Polri langsung tidak seperti 2000 di bawahnya," tuturnya. 

Menurut dia, tantangan Polri saat ini adalah mempertahankan agar budaya antikorupsi di generasi Polri setelah mandiri tetap bertahan.

"Ini kita mempertahankan pemikiran polisi sipilnya yang antikoruptif, dan bagaimana mengubah para seniornya supaya berubah mindset-nya. Sehingga, yang terjadi bukan junior yang ketarik senior, tetapi harus terbalik, senior ngikut ke junior yang memiliki idealisme karena dididik dan diarahkan menjadi polisi sipil," ujarnya.

Baca juga: Tito Tegaskan Polri Tunda Proses Hukum Calon Kepala Daerah

Kompas TV Polri menjanjikan proses perekrutan anggota polisi transparan dan bebas suap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com