Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Bangkai Kapal Diduga dari Masa Belanda Ditemukan di Perairan Gorontalo Utara

Kompas.com - 23/03/2018, 20:27 WIB
Rosyid A Azhar ,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com — Dua bangkai kapal tua karam di dasar perairan utara Provinsi Gorontalo. Bangkai kapal besi ini diduga peninggalan masa kolonial Belanda.

Kondisinya sudah hancur akibat penjarahan yang dilakukan sekumpulan orang di sekitar tahun 1995.

Bangkai kapal pertama berada di Tanjung Babi, Desa Kasia, Kecamatan Sumalata, pada kedalaman 5-15 meter. Kondisinya sudah porak poranda akibat penjarahan orang tak bertanggung jawab. Lunas yang tersisa memiliki panjang 40 m.

(Baca juga: Unik, Pernikahan Dua Mempelai Anies dan Jokowi di Madura)

Sementara reruntuhan kapal kedua berada di Desa Deme 1 Sumalata Timur di kedalaman 12-28 m dengan kondisi yang sama, tinggal reruntuhan puing-puing. Kapal kedua masih menyisakan lunas dengan panjang 42 m.

“Saat kami melakukan penyelaman untuk riset awal ditemukan tumpukan gulungan rantai pada kapal kedua,” kata Faiz, arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Gorontalo, Jumat (23/3/2018).

Menariknya, pada reruntuhan kapal pertama tim penyelam BPCB menemukan tumpukan peluru yang belum sempat dijarah.

Temuan peluru ini menambah teka-teki apakah kapal ini merupakan bagian dari kekuatan militer atau sejenis kapal kargo yang mengangkut kebutuhan militer. Kemungkinan lain juga adalah kapal barang yang dikawal oleh personel militer.

“Perlu riset mendalam untuk mengetahui identitas dan pemilik kedua kapal,” tutur Faiz.

(Baca juga: Viral, Video Pasangan Mesum Digerebek Warga dan Dipaksa Peragakan Ulang)

Dalam sejarah, daerah Sumalata merupakan kawasan tambang emas pada masa kolonial. Hingga kini masih dijumpai alat produksi emas seperti bejana raksasa dan terowongan.

Kemungkinan bangkai kapal ini terkait aktivitas penambangan emas pada masa itu.

“Hasil riset ini sudah kami daftarkan di registrasi nasional,” papar Faiz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com