Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Din Syamsudin Curiga Ada Skenario Adu Domba Agama di Indonesia

Kompas.com - 13/02/2018, 13:54 WIB
Achmad Faizal,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Din Syamsudin, Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban, curiga bahwa aksi teror dan kekerasan terhadap simbol agama yang terjadi hampir berurutan belakangan ini merupakan skenario pihak tertentu untuk membenturkan dan adu domba agama di Indonesia.

"Meskipun saya tidak memiliki data, dengan melihat gejala yang ada, saya curiga ini terjadi di bawah kendali skenario adu domba agama," kata Din Syamsudin saat menghadiri peresmian Masjid Arif Nurul Huda di Markas Polda Jatim Surabaya, Selasa (13/2/2018).

Dia sangat menyayangkan jika memang terbukti ada pihak yang sengaja mendesain aksi penyerangan tersebut, karena melukai bangunan bineka tunggal ika bangsa Indonesia yang sudah dibangun sejak lama.

"Karena itu saya berharap aparat yang berwenang segera menindak pelaku, serta mengungkap siapa yang mengendalikan aksi penyerangan terhadap simbol agama ini," terang ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.

Baca juga : Pengurus Ponpes Dianiaya di Bandung, Kondisi TKP Gelap Saat Kejadian

Sejumlah kekerasan terhadap pemuka agama terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Pimpinan Pesantren Al Hidayah KH Umar Bisri bin Sukrowi di Cicalengka, Bandung, diserang saat tengah berzikir, seorang pria masuk masjid dan langsung menganiaya Umar Bisri, Sabtu (27/1/2018).

Kemarin, Minggu (11/2/2018), orang tak dikenal menyerang Gereja St Lidwina, Bedog, Sleman, Yogyakarta, saat misa dilaksanakan. Umat yang sedang menghadiri misa terluka, begitu pula dengan Pastor Karl-Edmund Prier SJ, biasa dipanggil Romo Prier, yang sedang memimpin misa juga terluka akibat tebasan senjata tajam.

Baca juga : Penyerangan di Gereja Santa Lidwina, Romo Pier Luka Serius di Kepala

Kompas TV Polisi terus mendalami pelaku penyerangan Gereja Lidwina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com