Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Gunungan Bawang Setinggi 5 Meter dalam Festival Bawang Indonesia

Kompas.com - 15/10/2017, 11:23 WIB
Junaedi

Penulis

ENREKANG, KOMPAS.com – Aneka produk holtikultura Indonesia seperti bawang merah dan bawang putih, cabai, tomat, kentang, wortel dan lainnya dipamerkan dalam Festival Bawang Nusantara di Enrekang, Sulawesi Selatan pada Sabtu dan MInggu (14-15 Oktober 2017). 

Beragam varietas bawang unggulan nusantara dari berbagai daerah seperti varietas Sakato, Bima, Sumenep dan varietas unggulan lainnya akan ikut berkompetisi dalam festival tahunan ini.

Puluhan provinsi penghasil bawang nusantara seperti Solo, Bandung, Cirebon, Bima, Probolinggo, Palu dan daerah penghasil bawang lainnya ikut memeriahkan festival tahunan ini.

Setiap daerah yang menjadi peserta festival tani nusantara ini juga memamerkan beragam hasil produk pertanian unggulan mereka di stand pameran yang telah didirikan di setiap provinsi.

(Baca: Kabupaten Enrekang Sudah Bisa Ekspor 95 Ton Bawang Merah ke 5 Negara)

Festival holtikultura ini sendiri bertujuan untuk memotivasi kelompok tani dalam meningkatkan hasil produksi mereka.

Selain itu, produksi bawang petani juga diharapkan bisa memenuhi kebutuhan bawang nasional hingga pemerintah tak perlu lagi mengimpor bawang dari luar negeri.

Dalam festival bawang dan produk holtikultura nusantara ini ada dua gunungan bawang raksasa setinggi lima meter. Gunungan bawang terbesar ini adalah milik peserta kabupaten Enrekang.

Peserta festival lainnya juga membuat gunungan tomat, kentang, wortel, kol, cabai dan lainnya.

“Gunungan bawang raksasa ini dipasok petani dari empat kecamatan penghasil bawang unggulan di Enrekang seperti Baraka, Alla dan Malla,” jelas Dalia Bahrim, salah satu panitia, kepada Kompas.com, Sabtu (14/10/2017).

Festival yang diikuti puluhan provinsi se-Indonesia ini dibuka langsung oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Gubernur Sulawesi Selatan Sahrul Yasin Limpo, pada Sabtu Sore. 

Kompas TV Harga jual bawang merah di tingkat petani kini berkisar Rp 5.000 hingga Rp 6.500 per kilogram, padahal harga acuannya Rp 15.000 rupiah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com