KARANGASEM, KOMPAS.com - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pengungsi Gunung Agung mencapai 82.000 orang. Padahal jumlah penduduk di zona bahaya radius 9 km dan 12 km sektoral hanya 64.000.
Menurut Khofifah, membludaknya pengungsi karena warga di zona aman ikut merasakan gempa akibat aktivitas Gunung Agung.
"Warga di luar zona merah rasakan gempa, sehingga (mereka) ikut mengungsi. Jadilah tadi pagi pengungsi sampai 82.000," tutur Khofifah.
Hal tersebut juga berdampak pada meningkatnya titik-titik pengungsian. Dari sebelumnya hanya 357 titik menjadi 390 titik.
(Baca juga: Aktivitas Gunung Agung Meningkat, Ribuan Ternak Dievakuasi)
Karena itu menjadi pentig bagi Kementrian Sosial mengetahui peta zona bahaya berdasarkan petunjuk PVMBG. "Penting informasi PVMBG untuk mengetahui daerah mana yang aman dan mana yang bahaya, psikologi massa kalau ada gempa juga ke pengungsian," kata Khofifah.
Khofifah mengungkapkan, kebutuhan pengungsi tiap hari untuk beras saja mencapai rata-rata 25 ton. Pihaknya mengantisipasi dengan menyiapkan logistik dengan perhitungan cukup untuk konsumsi 3 hari.
Dengan demikian, tidak hanya disibukkan dengan mengangkut beras ke pengungsian tiap hari. "Untuk 82.000 pengungsi per hari ini 25 ton, hitung aman minimal 3 sampai 5 hari sehingga tidak tiap hari kirim beras," tutupnya.