KENDARI, KOMPAS.com - Korban tewas akibat pil paracetamol, caffeine, carisoprodol (PCC) kembali bertambah. AR (16) siswa kelas 1 di salah satu SMA di Kendari meninggal setelah mendapat perawatan selama sembilan hari di rumah sakit berbeda di Kendari.
AR meninggal pada Kamis (21/9/2017). AK (37), paman korban mengatakan, almarhum, awalnya pihaknya tidak tahu kalau ponakannya sakit akibat minum PCC. "Kita tahu pas almarhum dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara. Perawat di sana bilang kalau dia habis minum PCC,” kata AK di rumah korban, BTN Rezki Anggoeya, Kelurahan Poasia, Kecamatan Anduonohu, Kota Kendari, Jumat (22/9/2017).
RS (55), ibu korban menceritakan, pada Minggu (10/9/2017) lalu, anaknya pamit untuk keluar bersama temannya. Kemudian, buah hatinya itu pulang di rumah mengeluh mual dan lemas. Anaknya juga sempat mengeluh sakit pada bagian dada dan sesak nafas.
Dia menuturkan, anaknya sempat dirawat selama dua hari di rumah, namun tidak ada perubahan. Selanjutnya, dia berinisiatif membawa anaknya ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
Baca juga: Minum Obat PCC, Reski Loncat ke Laut hingga Tewas Tenggelam
Setelah itu dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara, dan terakhir dirawat di Rumah Sakit Bahteramas sampai dinyatakan meninggal dunia.
“Saya yakin dia dikasih gratis itu obat. Karena waktu mau keluar dari rumah, saya cuma kasih dia uang Rp 2.000. Dan memang dia tidak pernah minta uang banyak,” kata RS.
Dia menyebutkan, selama dalam perawatan, anaknya tidak mau diam. Sehingga pihak keluarga melakukan penjagaan yang ketat terhadap AR.
“Ada luka di bibirnya karena sempat dia mau jalan baru kan masih lemas terus dia jatuh bibirnya terbentur,” ucap RS.
Saat ini, kasus meninggalnya AR telah ditangani pihak kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN). Keluarga AR berharap pihak kepolisian bisa mencari tahu siapa yang telah memberikan pil maut itu kepada korban.
“Kita inginnya polisi bisa cari siapa yang edarkan ini pil. Kita tidak mau ada lagi korban,” ucap AK, paman korban.
Sementara itu, kepada bidang pemberantasan BNN Kota Kendari, Rendi Iswandi mengatakan, korban meminum 6 butir pil PCC yang dicampur ke dalam minuman ringan bermerek ale-ale.
"Minuman ale-ale yang sengaja diberikan oleh temanya, setelah meminum korban langsung merasa kepanasan dan tidak sadarkan diri. keluarga korban kemudian melarikan AR ke rumah sakit Kendari," kata dia.
Rendi menambahkan, berdasarkan hasil pantauan, korban AR memiliki kesamaan dengan korban yang meninggal sebelumnya. Korban mengalami pecah pembuluh darah.
"Kita masih mencari tahu dimana keberadaan kawan korban yang memberikan ramuan pil pcc itu," sebutnya.
Hingga saat ini, korban yang telah mengkonsumsi pil PCC di kota Kendari mencapai 87 orang. 84 sempat mendapatkan perawatan di sejumlah rumah sakit berbeda di kota Kendari, tiga orang di antaranya meninggal.