Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RS Angkat Tangan, Pasien Kanker yang Digerogoti Belatung Diberi Obat Penghilang Nyeri

Kompas.com - 07/09/2017, 12:56 WIB
Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Impian Nurlina (36) untuk sembuh dari penyakit kanker stadium akhir yang dideritanya sejak dua tahun terakhir sirna sudah.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Polewali Mandar, Sulawesi Barat, menyatakan tak mampu lagi menangani kanker payudara yang diderita janda dua anak ini.

Meski sudah tiga kali bolak balik dan dirujuk ke rumah sakit, Nurlina yang menggunakan kartu BPJS kesehatan hanya mendapatkan tindakan medis berupa pemberian cairan infus dan obat penahan rasa nyeri agar belatung dan sel kanker yang bereaksi di badannya tidak terasa sakit berlebihan.

Sabtu pekan lalu (2/9/2017), warga Desa Pasiang, Kecamatan Matakali, Polewali Mandar, ini kembali dilarikan petugas Pustu Pasiang ke RSUD Polewali Mandar karena kondisnya terus memburuk.

Sel kanker yang terus merembek luas di dada hingga ke salah satu tangannya itu bahkan menyebabkan lukanya ditumbuhi belatung hidup.

Baca juga: Derita Nurlina, Terkena Kanker Stadium 4, Diceraikan Suami dan Ditolak Keluarga

Nurlina yang ditemui di RSUD Polewali Mandar, Kamis (7/9/2017) pagi tadi, mengaku tak bisa tidur ketika rasa sakit datang. Ia hanya bisa pasrah menghadapi penyakit yang tak kunjung sembuh itu.

“Terbaring begini saja, kalau datang sakitnya kadang saya mengeram dan air mata keluar karena sakit luar biasa,” tutur Nurlina yang sedang dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Polewali Mandar.

Kepala Pelayanan Medik RSUD Polewali Mandar, dr Anita mengaku rumah sakit tak bisa menangani penyakit kanker yang diderita Nurlina karena sudah akut atau parah. Petugas hanya bisa melakukan tindakan medis berupa pemberian cairan infus dan obat penghilang rasa sakit di badan.

“Sesuai kapasitas rumah sakit kita tidak bisa melakukan penanganan kanker hingga tuntas. Tindakan yang kita lakukan hanya memperbaiki kondisi dan keadaan pasien, termasuk penanganan gejala sakit yang dirasakan pasien,” tutur dr Anita.

Meski tiga kali Nurlina dibawa ke RSUD Polewali Mandar, namun pihak rumah sakit mengaku belum mengetahui rekam jejak penanganan medis pasien tersebut.

Sejak dilarikan ke rumah sakit, Nurlina kini kembali harus berpisah dengan anak putri si mata wayangnya, Erlin yang bersekoah di Desa Pasiang, kampung halamannya. Erlin sendiri kini tinggal bersama Fitri, seorang bidan desa yang bersimpati kepada Nurlina. Bidan Fitri mengurus pendidikan anak Nurlina saat sang ibu sedang dirawat di bangsal rumah sakit.

Baca juga: Menderita Kanker Stadium 4, Badan Nurlina Dipenuhi Belatung

Seperti diberitakan sebelumnya, Nurlina yang menumpang di salah satu rumah keluarganya hanya ditemani anaknya, Erlin yang baru berusia delapan tahun. Saat rumahnya dikunjungi petugas kesehatan pustu, Erlin tampak sedang memandikan ibunya dengan tisu basah agar ia merasa bisa lebih nyaman.

Erlin juga terlihat sedang belajar memasak nasi dari beras pemberian salah satu tetangganya yang berempati.

Meski Nurlina berkali-kali menyatakan dirinya pasrah menghadapi hidup dan penyakit yang dideritanya, namun ia tak bisa menyembuyikan rasa sedih, terutama ketika mengingat nasib putrinya jika dirinya sudah tiada.

Kompas TV Deteksi Kanker Payudara dengan Teknik ‘Sadari’
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com