Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Aneh Kalau PDI-P Tidak Memunculkan Calon Sendiri

Kompas.com - 09/06/2017, 22:02 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Pengamat politik yang juga Ketua Program Studi Magister Ilmu Sosial Universitas Brawijaya Malang, Wawan Sobari mengatakan, PDI Perjuangan memiliki modal yang cukup untuk memunculkan calon sendiri pada Pilkada Jawa Timur 2018.

Menurut dia, salah satu modal yang sudah dimiliki partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu adalah banyaknya kepala daerah dari PDI Perjuangan di Jawa Timur yang potensial. Seperti Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dan Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak.

"Bagi saya sebenarnya PDI Perjuangan ini agak aneh kalau nanti tidak mencalonkan sendiri. Kenapa? PDI Perjuangan punya Ibu Risma, kemudian PDI Perjuangan punya Azwar Anas. Terus kemudian juga punya beberapa bupati lain yang dari sisi branding sudah bagus. Misalnya Emil, itu kan PDI Perjuangan," katanya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (9/6/2017).

Di sisi lain, secara kalkulasi politik, PDI Perjuangan di Jawa Timur juga layak diperhitungkan. PDI Perjuangan merupakan partai pemenang nomor dua di Jawa Timur setelah PKB pada Pemilu 2014 lalu dengan raihan 19 kursi di DPRD.

Baca juga: Survei: Elektabilitas Gus Ipul, Risma, dan Khofifah Bersaing Ketat

Modal itu menurut Wawan bisa dijadikan PDI Perjuangan untuk membangun koalisi dengan partai lain diluar yang dibangun oleh PKB.

"PDI Perjuangan dari sisi kursi cukup. Dia juga memiliki calon yang layak jual. Kenapa tidak maju sendiri dan berkoalisi dengan yang lain," ucapnya.

Saat ini, PDI Perjuangan masih membuka pendaftaran seleksi calon. Pendaftar pertama adalah Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. Meski sudah mendapat kepastian dukungan dari PKB, Gus Ipul masih menjajaki partai lain, termasuk PDI Perjuangan.

Wawan mengatakan, PDI Perjuangan tidak perlu khawatir dengan diusungnya Gus Ipul oleh PKB. Menurut dia, sesuai dengan pengalaman pilkada sebelumnya, kantong suara PKB dan Gus Ipul yang berasal dari kalangan Nahdliyin atau warga NU dimungkinkan pecah.

Dengan begitu, bersatunya PKB dan Gus Ipul belum bisa dikatakan sebagai kekuatan yang dominan dalam Pilkada Jawa Timur. Apalagi, Khofifah Indar Parawansa yang juga memiliki basis massa NU berpotensi maju lagi dalam Pilkada Jawa Timur dan memecah suara Nahdliyin.

"Dan ingat kalau diikuti mulai pilkada tahun 2008, kemudian 2013, pernahkah kita melihat suara Nahdliyin itu solid? Tidak pernah. Bagi saya 2018 pun akan sama. Bagi saya aneh kalau PDI Perjuangan menghkawatirkan dukungan PKB kepada Gus Ipul terus kemudian membuat PDI Perjuanga bergabung," katanya.

Baca juga: Menakar Duet Gus Ipul-Risma di Pilkada Jatim 2018

Kompas TV DPC DPIP Surabaya Ajukan Risma Bakal Cagub

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com