Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Terduga Teroris Tuban Rahasiakan Keberadaan Anaknya

Kompas.com - 13/04/2017, 07:27 WIB

KENDAL, KOMPAS.com - Terduga teroris yang tewas dalam baku tembak dengan aparat di Tuban mulai dimakamkan.

Riski Rahmat (22), warga Jalan Kerapu 2, RT 9, RW 2, Kuningan, Semarang, dimakamkan di kampung halamannya. Mutiah, ibu Riski mengaku pasrah terkait kematian anaknya dalam baku tembak di Tuban.

Baca juga: Satu Jenazah Terduga Teroris Tuban Dimakamkan di Semarang

Ia mengungkapkan, Riski, anak kedua dari lima bersaudara, merupakan sosok pendiam. Riski mulai serius belajar agama setelah kakaknya meninggal dunia karena sakit.

"Ia mulai menjalankan ibadah shalat lima waktu. Dulu merokok, kemudian berhenti. Riski juga selalu menyuruh adik-adiknya shalat dan mengaji," ujar Mutiah.

Diungkapkan, keanehan mulai muncul setelah anaknya suka mengenakan celana cingkrang, rambutnya panjang, dan memelihara jenggot.

"Ia menolak ketika ayahnya menyuruh potong rambut," ujar Mutiah.

Sebelum tewas di Tuban, Riski pamitan ingin melamar pekerjaan. Riski meninggalkan rumah pada Jumat (7/4/2017). Saat itu, sepeda motor yang dibawa Riski dititipkan di tempat tinggal teman kerjanya, kawasan Mataram, Semarang.

Motor itu kemudian diantar ke rumah oleh sang teman. "Teman Riski itu tidak tahu ke mana anak saya pergi. Dia bilang hanya dititipi sepeda motor," ujar Mutiah.

Menurutnya, Riski telah mempunyai anak berusia sembilan bulan. Pada umur lima bulan cucunya tersebut dititipkan Riski kepada seorang temannya.

"Cucu saya laki-laki, namanya Satria Alvino Rahmat. Istri Riski meninggal saat melahirkan cucu saya," kata Mutiah.

Ketika Mutiah bertanya pada Riski di mana sang cucu berada, sang anak menjawab tak jelas.

"Katanya cucu saya ditaruh di tempat aman dan ngerti akidah agama. Saya cuma diperlihatkan fotonya saja," katanya.

Mutiah baru mengetahui anaknya tersangkut kasus terorisme dan ditembak mati di Tuban, saat polisi menggeledah kediamannya, Minggu (9/4/2017) Malam. Dirinya gemetar saat polisi menggeledah rumahnya.

"Sampai saat ini saya tak enak makan dan tak enak tidur," katanya.

Ia berharap aparat dapat menemukan cucunya.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com