SEMARANG, KOMPAS.com - Polda Jawa Tengah mengkonfirmasi adanya dua warga Kota Semarang yang diduga bagian dari jaringan teroris. Dua warga Semarang ini dilumpuhkan saat aksi teror di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, akhir pekan lalu.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Djarod Padakova mengatakan, dua terduga teroris tersebut berasal dari Ngaliyan dan Semarang Utara. Jenazah keduanya saat ini masih di rumah sakit di Surabaya.
"Semarang ada dua, satu di Ngaliyan dan satunya di Semarang Utara," ujar Djarod, Senin (10/4/2017).
(Baca juga: Ayah Tak Percaya Anaknya Disebut Terduga Teroris yang Tewas di Tuban)
Berdasarkan penyelidikan, terduga teroris yang tinggal di Kecamatan Ngaliyan bernama Satria Aditama (18), warga Jalan Taman Karonsih II Nomor 1130 RT 05 RW 04 Kelurahan Ngaliyan. Satria tinggal di "kampung toleran" di wilayah itu.
Sementara terduga yang tinggal di Kecamatan Semarang Utara bernama Rusli Rahmat. Dia merupakan warga Jalan Kerapu II RT 09 RW 02 Kelurahan Kuningan. Rahmat Adalah anak dari pasangan ES (49) dan M (50).
Keluarga itu baru mengetahui jika anaknya, Rusli, masuk jaringan teroris saat polisi mendatangi rumahnya Senin dini hari. Petugas yang datang meminta keterangan kepada pemilik rumah.
(Baca juga: Salah Satu Terduga Teroris Tinggal di "Kampung Toleran" di Semarang)
"Suami yang menemui. Saya sudah lemas, gemetaran," kata Mutiah.
Setelah dimintai keterangan, orang tua Rahmat lalu diantar ke Surabaya untuk mengidentifikasi jenazah sang anak. Ayah Rahmat, ES berangkat ke Surabaya bersama satu putranya.
"Bapak sudah ke Surabaya. Tadi ngabari, kalau benar (Rahmat) sudah meninggal," tutupnya.