Pada tahun 2016, Yeni kembali dibawa ke RSUD Sanggau. Kali ini, penyakit hasil diagnosa menyebutkan dia menderita Tumor Buli hingga kemudian dirujuk ke RSU Soedarso Pontianak.
"Berdasarkan hasil USG, pihak RSUP Soedarso Pontianak menyatakan tidak ada penyakit tumor buli dan berdasarkan hasil MRI, RSUP Soedarso Pontianak mendiagnosa bahwa penyakit yang diderita adalah penyakit syringomyelia," ujar Yohana.
Menurut saran dari dokter, satu-satunya cara tindakan medis yang harus dilakukan adalah melakukan operasi dengan membelah tulang belakang untuk mengeluarkan cairan (kista) di dalam tulang belakang. Namun, karena kondisi Yeni Riawati sudah sangat lemah, kemungkinan keberhasilan operasi kecil, bahkan bisa menimbulkan efek samping.
"Jangankan untuk menyembuhkan luka bekas operasi, untuk hidup normal seperti makan pada saat itu Yeni sudah susah. Oleh karena itu, dokter menyarankan agar Yeni dirawat di rumah saja," ujar Yohana.
Sejak mengetahui hasil diagnosa penyakit tersebut, Fidelis pun berupaya melakukan berbagai cara supaya istrinya bisa sembuh. Mulai dari pengobatan herbal hingga mendatangi dukun. Namun, upaya itu tidak juga membuahkan hasil.
Kondisi istrinya saat itu sudah nyaris lumpuh total. Hanya tangan kanan saja yang masih bisa digerakkan. Sekujur tubuhnya dipenuhi luka menganga hingga sebesar kepalan orang dewasa dan tak jarang terlihat hingga ke tulang saat membersihkannya.
Yeni juga sulit untuk tidur. Dia bahkan bisa tidak tidur hingga tiga hari karena melawan penyakitnya tersebut. Selain itu, nafsu makan juga kurang dan nyaris tidak ada yang menyebabkan kondisi badannya semakin menyusut.
(Baca juga: Kasus Fidelis Jadi Momentum Legalkan Ganja untuk Pengobatan)
Fidelis kemudian berselancar di dunia maya mencari tahu tentang penyakit yang diderita istrinya. Hingga dia kemudian menemukan beberapa situs rujukan dari Eropa dan Amerika serta berkomunikasi dengan orang yang pernah mengalami atau memiliki kasus penyakit yang sama dengan yang diderita istrinya.
"Hasil dari browsing beberapa situs di luar negeri, ketemu sejumlah referensi yang menyatakan ganja itu ekstraknya bisa untuk pengobatan berbagai jenis penyakit, termasuk yang diderita istrinya," papar Yohana.
Salah satu rujukan yang dijadikan referensi oleh Fidelis adalah seorang penderita syringomyelia di Kanada yang mampu bertahan hidup dengan ekstrak ganja sehingga dia akhirnya ingin mencobanya kepada sang istri.
"Bagaimana dia mendapatkan ganja itu, mengolahnya, kami dari keluarga tidak ada yang tahu. Hanya melihat istrinya ada mengalami perubahan, mulai bisa mau tidur, mau makan, yang sebelumnya tidak bisa tidur berhari-hari," katanya.
Bersambung: Akhir Perjuangan Fidelis Merawat Sang Istri dengan Ganja (Bagian 2)