Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Grup Band, Napi Lapas Kerobokan Ajak Masyarakat Jauhi Narkoba

Kompas.com - 17/03/2017, 06:27 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Waktu baru menunjukkan pukul 19.00 Wita. Namun, halaman studio Lingkara Photography Community di Jalan Merdeka IV Nomor 2 Renon - Denpasar, sudah dipadati pengunjung pada Kamis (16/3/2017).

Ada yang berdiri sambil menikmati minuman. Ada yang duduk di halaman berumput atau sekadar mengobrol. Mereka terlihat antusias. Rupanya mereka ingin menikmati penampilan Antrabez band.

Suasana makin meriah ketika Antrabez band mulai membawakan satu demi satu lagu andalannya. Sambil menikmati musik, para penonton sesekali bertepuk tangan sambil bersorak sesaat setelah sang vokalis menamatkan satu lagu.

Band yang digawangi Octav Sicilia (bass/pencipta lagu), Riva Nawawi (gitaris), Dwi Febri (vokalis), Ronald Sudibyo (keyboard) dan Daus Bolang (drummer) terbilang spesial. Seluruh personelnya merupakan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan, Denpasar. Kelimanya adalah narapidana dalam kasus penyalahgunaan narkoba.

Penampilan Antrabez sangat memukau dengan menyajikan sejumlah lagu dari album perdana yang ditelurkan di balik tembok penjara. Kerasnya kehidupan dalam lapas ternyata tidak membuat kreativitas mereka mati. Rasa sedih, pergulatan batin, kerinduan pada keluarga dan Tuhan dituangkan dalam 7 lagu yang dikemas dalam album bertajuk “Saatnya berubah”.

Febri menuturkan, sebelum dipenjara, dirinya adalah pecandu narkoba jenis sabu-sabu. Di dalam penjara dirnya mengalami pergulatan luar biasa.

“Awalnya ketika masuk lapas jadi kaget, tempat apa ini,” tuturnya.

Di dalam lapas awalnya Febri diberi tugas merawat anjing. Seiring berjalannya waktu, Febri mengalami prubahan ke arah yang lebih baik. Oleh petugas di Lapas Kerobokan, Febri dibina dan diberi ruang untuk mengembangkan kreativitasnya dengan bergabung ke dalam band.

“Di sanalah saya sadar telah tersesat dan akhirnya menemukan Tuhan, beruntung saya diberi kesempatan oleh kalapas untuk mengembangkan potensi dalam bermusik,” kata Febri.

Bersama rekan lainnya sesama penghni lapas, Febri menggarap sejumlah lagu yang kemudian dikemas dalam album perdana. Melalui lagu, Febri dan teman-temannya ingin nengajak masyarakat untuk tidak menggunakan narkoba. Lakukan hal-hal positif dan tidak melanggar hukum.

“Pesannya dekatkan diri pada Tuhan, hindari kriminalitas apalagi yang berhubungan dengan narkoba, masuk penjara itu nggak ada enaknya,” kata Febri.

Personel band lainnya, Oktav merasa sebagai orang beruntung karena terplih untuk menciptakan lagu dan membina personel band lainnya. Selama empat bulan, ia keluar masuk penjara dalam rangka penggarapan album. Tidak jarang harus pulang pagi ke Lapas Kerobokan demi menuntaskan rekaman di Antida Music Studio. Sampai akhirnya ia dan bandnya bisa meluncurkan album di dalam lapas.

“Ini band pertama yang bisa menelurkan album sekaligus peluncurannya di dalam lapas, dengan ini kita bisa membuat contoh di dalam sana,” kata Oktav.

Kalapas Krobokan, Tomni Nainggolan menuturan, pembentukan band merupakan bagian dari upaya pembinaan. Selan band, juga ada kegiatan lain berupa olahraga, pelatihan keterampilan sablon dan kegiatan positif lainnya.

Melalui kegiatan bermusik, Lapas Krobokan ingin mengangkat martabat para warga binaan. Sekaligus member contoh positif.

“Dengan musik kami ingin memanusiakan warga binaan,” kata Nainggolan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com