Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disuguhi Musik Komposisi Kreatif, Penonton Konser Surabaya Bingung

Kompas.com - 27/02/2017, 05:58 WIB
Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Konser musik di ballroom Hotel Novotel Surabaya, Sabtu (25/2/2017), membuat bingung para penontonnya.

Kelompok dan pemusik yang tampil ada yang hanya bersiul, menggerakkan beberapa alat dapur di dalam bak, berteriak, dan mengumpat.

Ada juga pemain piano yang hanya membuka tutup piano lalu diam. Penonton pun beranggapan bahwa pemain piano cilik tersebut sedang "ngambek".

Penyelenggara konser menyebutnya musik kreatif komposisi. Karena musik disebut tidak hanya berasal dari instrumen alat musik. Musik juga bisa dari suara alam dan benda yang dipadu, terstruktur dan bercerita.

Jeanne Christine Pramoedya, pimpinan sekolah musik penyelenggara konser bertajuk "Original Soundtrack" itu memang sengaja menampilkan kelompok musik komposisi yang diasuhnya, untuk membuka pengetahuan publik tentang musik.

"Bahwa musik tidak hanya pop," katanya.

Dalam konser tersebut, murid dari komponis ternama, almarhum Slamet Abdul Sjukur, itu menampilkan puluhan murid sekolah musik Da Capo yang tidak hanya memainkan musik komposisi, tetapi juga musik klasik dan orkestra.

Baca juga: Ruh Musik Slamet Abdul Sjukur di Konser "Original Soundtrack"

Melalui konser tersebut, bersama Nadia Irnatari, rekannya, dia ingin meneruskan pesan almarhum gurunya, Slamet Abdul Sjukur, agar selalu terus memperkenalkan musik kepada masyarakat, terutama musik komposisi.

Slamet Abdul Sjukur sendiri juga dikenal sebagai pioner musik kontemporer Indonesia. Karya-karyanya banyak dinikmati di luar negeri, khususnya Eropa.

Karya-karyanya yang terkenal adalah "Ketut Candu", "String Quartet I", "Silence", "Point Core", "Parentheses I-II-III-IV-V-VI", "Jakarta 450 Tahun", dan "Daun Pulus".

Slamet juga telah memenangkan sejumlah penghargaan, baik dari luar maupun dalam negeri, karena dedikasinya di dunia musik.

Pada 2002, Slamet diangkat menjadi anggota Akademi Jakarta seumur hidup. Slamet menghembuskan nafas terakhirnya di Surabaya pada Maret 2015 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com