Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berpakaian ala Tentara dan Resahkan Warga, Anggota Ormas Ditangkap

Kompas.com - 12/02/2017, 09:58 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Sebanyak 12 pemuda yang berpakaian ala tentara dan tergabung dalam organisasi kemasyarakatan Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia (PKRI) diamankan oleh anggota Intel Kodim 1604/Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kepala Penerangan Korem161/Wira Sakti Kupang Mayor Armed Ida Bagus Diana Sukertia mengatakan, para pemuda itu diamankan karena sangat arogan dan kegiatan mereka meresahkan masyarakat.

"Masyarakat di sekitar mengira selama ini anggota PKRI adalah personel TNI. Pengakuan dari masyarakat setempat bahwa Provos PKRI sangat arogan dan kegiatan mereka meresahkan masyarakat. Ormas ini diduga belum terdaftar di Kesbangpol Kota Kupang," kata Bagus kepada Kompas.com, Minggu (12/2/2017).

Anggota Kodim Kupang juga melaporkan seorang anggota PKRI ke polisi karena telah melakukan pemukulan terhadap Sersan Kepala JH.

"Saat ini, kami menyerahkan proses hukumnya ke pihak kepolisian. Jadi karena ranahnya sipil, maka penyelesaian proses hukumnya kita serahkan ke kepolisian untuk ditindaklanjuti sesuai prosedur hukum yang berlaku," kata Bagus.

Setelah dimintai keterangan oleh anggota TNI, belasan pemuda itu diserahkan ke polisi. Mereka adalah MT, JH, ST, MM, NP, DL, JK, AL, YS, RT, MTD, dan WT. Adapun pelaku pemukulan anggota TNI berinisial DYT.

"Kita berharap kepada masyarakat, jangan sampai menyalahgunakan atribut suatu institusi negara, seperti TNI, yang resmi dan yang diakui oleh negara," kata Bagus.

Menurut Bagus, penggunaan seragam TNI maupun institusi negara lain dapat memicu penyalahgunaan dan menimbulkan keresahan pada masyarakat.

Masyarakat awam berpikiran mereka adalah anggota TNI, padahal bukan, dan ini dapat menimbulkan kesalahpahaman.

Ia berharap institusi terkait, dalam hal ini Kesbangpolinmas, segera menertibkan ormas yang sekiranya tidak resmi atau tidak berizin sehingga semua berjalan pada koridor aturan serta taat hukum.

"Mari bersama-sama kita ciptakan kondisi yang aman dan kondusif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara termasuk di wilayah NTT yang kita tahu sebagai daerah yang paling toleran di Indonesia," kata Bagus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com