Hindari Penertiban, Pedagang Turunkan Meja di Pinggir Jalan

NUNUKAN, KOMPAS.com - Ratusan pedagang rombengan dan makanan yang berjualan di bahu jalan lingkar Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, memilih menurunkan meja jualan yang mereka gunakan berjualan di pinggir jalan untuk menghindari penertiban oleh pemerintah daerah.

Salah satu pedagang Ruslan mengaku ratusan pedagang akan nekat bertahan dengan tetap menggelar jualannya di jalan tersebut.

"Pak RT yang minta pedagang turun dari jalan, kami tetap jualan," ujarnya, Senin (6/2/2017).

Rencananya, Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan akan menertibkan ratusan pedagang yang selama ini berjualan di bahu jalan sepanjang Jalan Lingkar pada hari ini.

Selain mengganggu ketertiban umum, lokasi jalan yang digunakan oleh pedagang masih dalam tahap pengerjaan dan masih menjadi aset Pemprov Kalimantan Utara karena belum ada penyerahan ke pemerintah Kabupaten Nunukan.

Ruslan mengaku sudah 3 terakhir pedagang menggelar dagangan mereka ta lagi di bahu jalan, tapi di pinggir jalan.

"Ya kami tidak jualan di jalan, kami turun dari jalan," imbuh Ruslan.

Direktur Lembaga Non Pemerintah Republic Institut Yusran menilai, langkah bupati Nunukan melarang penggunaan bahu jalan untuk berjualan sudah tepat.

Selain belum ada penyerahan aset dari pemprov, pembiaran para pedagang berjualan di bahu jalan juga akan menimbulkan permasalahan baru bagi pemerintah daerah. Pemerintah daerah dihimbau untuk lebih serius menata pasar malam yang sudah ada.

“Sebaiknya dijadikan satu dengan pedagang pasar malam Pujasera yang sudah ada. Pedagang disana tiak keberatan kok,“ ujarnya.

Selama ini, menurut Yusran, Pemerintah Daerah Nunukan belum serius mengelola pasar malam yang sudah ada. Tidak adanya pengelolaan pasar malam Pujasera selain membuat pasar menjadi kumuh juga pedagang mengeluhkan sepi pembeli.

Sebelumnya, ratusan pedagang pasar malam Puja Sera mengancam akan menggelar dagangan mereka di sepanjang jalan alun alun Nunukan memprotes pembiaran oleh aparat adanya pasar malam jalan lingkar.