Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Akmil: Calon Pemimpin Bangsa Harus Dilatih Keras, tetapi...

Kompas.com - 27/01/2017, 16:06 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Menanamkan karakter kepemimpinan kepada generasi muda, khususnya mahasiswa, memang perlu dengan pelatihan khusus secara fisik dan mental. Namun, harus dengan prosedur yang benar dan tidak mencederai.

Hal itu dikatakan Gubernur Akademi Militer (Akmil) Kota Magelang Mayjen TNI Arif Rahman menanggapi insiden meninggalnya tiga mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dalam Diksar Mapala di Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar.

"Calon pemimpin bangsa ini harus keras, dilatih keras, tapi tidak mencederai, tidak menyakiti," ucap Arif usai membuka Pelatihan Kepemimpinan bagi Mahasiswa Penerima Beasiswa Karya Salemda Empat di Akmil, Jumat (27/1/2017).

Dia mengatakan, pelatihan fisik bagi mahasiswa pada umumnya berbeda dengan pelatihan untuk taruna. Bagi mahasiswa pelatihan maupun hukuman fisik lebih kepada pengenalan saja, tidak menyeluruh seperti taruna yang memang dipersiapkan untuk menjadi prajurit.

"Hukuman fisik perlu, tapi dilihat dulu. Kalau taruna harus dengan persiapan minimal 1 tahun, seleksi kesehatan secara ketat. Jadi begitu masuk (pelatihan) mereka tidak masalah," ujar Arif.

"Berbeda dengan mahasiswa umum yang dididik tidak secara fisik. Sehingga tingkat kekerasan fisik yang diterapkan juga berbeda, hanya pengenalan saja," lanjutnya.

Keras yang dimaksud Arif antara lain dengan pelatihan fisik, seperti lari, olahraga tetapi tetap dalam kontrol pendamping.

Sebelum kegiatan fisik pun, kata Arif, peserta pelatihan harus menjalani rangkaian cek kesehatan, mulai dari cek tekanan darah, dan lainnya. Sehingga, peserta pelatihan fisik harus benar-benar dalam kondisi sehat.

"Kasus di UII jangan sampai terulang lagilah," ucapnya.

Arif berujar, pihaknya siap jika ada permintaan pendampingan untuk pelatihan fisik maupun mental bagi mahasiswa dari perguruan tinggi.

Pihaknya juga terbuka apabila ada perguruan tinggi yang menginginkan lokasi pelatihan dipusatkan di Lembah Tidar, kompleks Akmil, seperti mahasiswa penerima beasiswa Karya Salemba Empat ini.

Ia menjelaskan, ada 250 mahasiswa dari 28 perguruan tinggi di Indonesia yang mengikuti pelatihan di Akmil, mulai 27 Januari - 4 Februari 2017.

Mereka adalah penerima beasiswa yang dikelola oleh Yayasan Karya Salemba Empat dari penerima beasiswa PT Indofood Sukses Makmur, PT XL Axiata, dan Give2Asia.

Selama sepuluh hari ke depan, mereka akan menerima materi yang meliputi pengembangan karakter, personal grooming, disiplin, wawasan kebangsaan, dan bela negara.

"Harapan kami, setelah pelatihan ini mahasiswa dapat lebih aktif untuk berkarya di bidang masing-masing, lebih disiplin, berkarakter, dan berintegritas demi kemajuan bangsa dan negara," papar Arif.

Henky P, COO Yayasan Karya Salemba Empat, menuturkan, pelatihan kepemimpinan tahun ini adalah yang kesembilan diselenggarakan di kawah candradimuka lembah Tidar. Pelatihan ini sebagai bentuk tanggung jawab yayasan yang juga ingin bergerak ikut memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Henky menyebut, ada sekitar 3.500 orang mahasiswa yang lolos seleksi menerima beasiswa pada tahun 2017 ini. Mereka tersebar di seluruh pelosok daerah di Indonesia. Mereka adalah anak-anak bangsa berprestasi, tetapi tidak memiliki kemampuan melanjutkan pendidikan dari segi finasial.

"Sasarannya satu, mahasiswa yang tidak mampu. Kami percaya anak-anak Indonesia itu pandai, hanya saja tidak semua mempunyai kesempatan," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com