Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prihatin Kecelakaan yang Libatkan Pelajar, Siswa SMKN Ciptakan "Safety Riding Kit"

Kompas.com - 11/01/2017, 17:09 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com - Siswa SMKN 1 Ngawen, Gunungkidul membuat alat yang diberi nama Safety Riding Kit S2-HK berbasis Mikrokontroler Arduino Nano.

Alat yang dipasang di kendaraan bermotor ini, akan membuat kendaraan tidak bisa berjalan jika SIM dan STNK belum ditempelkan ke sensor.

Salah satu siswa yang turut dalam pembuatan alat safety riding ini, Taufik Kalfin Ashari (16) mengatakan ide pembuatan alat ini karena banyaknya kecelakaan yang melibatkan pelajar. Terlebih pelajar yang terlibat kecelakaan belum memiliki SIM dan jarang mengenakan helm.

"Dari keprihatinan itu, guru dan siswa lantas mempunyai ide membuat alat untuk pengamanan sekaligus mengurangi angka kecelakaan," ucap Taufik Kalfin Ashari, Rabu (11/1/2017)

Taufik menuturkan, proses pembuatan alat ini dimulai awal tahun 2016 lalu. Alat ini dipasang di sepeda motor. Setiap pemilik kendaraan harus memasukan data STNK, SIM ke prosesor alat Safety riding Kit S2-HK. Nantinya pemilik kendaraan harus menempelkan STNK dan SIM ke sensor yang dipasang agar kendaraan bisa digunakan.

"STNK dan SIM ditempelkan ke sensor baru bisa digunakan. Jika tidak memiliki SIM dan STNK ya tidak bisa hidup motornya," ucapnya.

Selain itu, sensor juga dipasang di tali helm. Sehingga pengendara juga harus mengenakan helm dan memasang tali hingga bunyi "klik". "Kalau tali helm tidak di kancingkan, motor juga tidak bisa hidup," bebernya.

Menurut dia, alat ini memiliki beberapa ke unggulan. Pertama bisa menjadi pengaman kendaraan bermotor. Sebab tidak sembarang orang bisa menghidupkan mesin motor. Kedua lanjutnya setidaknya mampu mengurangi angka kecelakaan, karena orang yang belum memiliki SIM atau enggan mengenakan helm, tidak bisa mengendarai sepeda motor.

"Safety riding Kit S2-HK ini berbasis mikrokontroler Arduino nano, artinya perangkat keamanan berkendara yang berbasis kontrol SIM, STNK dan Helm keselamatan," urainya

Sementara itu, salah satu Guru yang turut mendampingi dalam proses pembuatan alat safety riding ini, Heru Raharjo mengatakan, biaya pembuatan alat ini di bawah Rp 1 juta.

"Biaya sekitar Rp 800 ribuan, tetapi jika sudah diproduksi masal kemungkinan akan lebih murah," sebutnya.

Ia menjelaskan, alat ini terdiri dari tiga komponen. Komponen reader yang berfungsi untuk membaca SIM dan STNK. Setelah itu sensor yang terpasang di helm.

"Ada prosesor yang fungsinya mengolah data dari ketiga komponen agar kendaraan bisa berfungsi," kata Heru.

Ia menambahkan di kendaraan juga dipasang saklar. Saklar ini fungsinya untuk menonaktifkan Safety Riding Kit S2-HK.

"Kita pasang saklar untuk menonaktifkan alat. Saklar dipasang di tempat tersembunyi agar tidak semua orang tahu," ujarnya.

Saat ini pihaknya sedang menyiapkan untuk membuat alat serupa yang lebih ringkas. Selain itu juga akan segera mengurus hak ciptanya.

"Kita sedang akan membuat lagi generasi kedua, yang lebih sederhana. Hak cipta juga akan kita ajukan," sebutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com