Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gadis 10 Tahun Ditemukan Tewas Penuh Luka, Polisi Periksa 14 Saksi

Kompas.com - 15/12/2016, 16:42 WIB

PALANGKARAYA, KOMPAS — Polisi memeriksa 14 saksi terkait tewasnya Gabriella F Christeas (10), asal Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah. Anak perempuan itu tewas karena pukulan benda tumpul pada kepala dan tulang rusuk patah.

"Ini pembunuhan. Kami sudah periksa saksi-saksi dan mencurigai beberapa orang. Hasil otopsi juga sudah kami dapatkan dari tim forensik," kata Kepala Kepolisian Resor Barito Selatan Ajun Komisaris Besar Yussak Angga saat dihubungi dari Palangkaraya, Rabu (14/12/2016).

Sebelumnya, aparat kepolisian menemukan mayat Gaby yang sudah membusuk di selokan sekitar 100 meter dari rumah korban. Empat hari sebelum itu, orangtua Gaby sempat melaporkan kehilangan Gaby ke Kantor Kepolisian Sektor Dusun Selatan, Barito Selatan, Kalimantan Tengah, (Kompas, 14/12).

Setelah dilakukan otopsi, menurut Yussak, ditemukan adanya retak pada tengkorak bagian belakang korban akibat pukulan benda tumpul. Selain itu, tulang rusuk bagian kanan dan kiri juga patah yang menyebabkan paruparu korban tertusuk patahan tulang tersebut.

"Tulang rusuk satu bagian kanan dan kiri patah, kalau dari dokter, itu seperti diinjak. Namun, kematian itu disebabkan tengkorak yang retak. Retaknya cukup parah," kata Yussak.

Dokter forensik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Sylvanus Palangkaraya, Rika Brillianty, mengatakan, waktu kematian korban diperkirakan empat hari sebelum penemuan mayat. Diduga saat orangtua korban melaporkan kehilangan anaknya, Gaby sudah tewas. "Hasil otopsi hanya menunjukkan dua penyebab itu saja, kami sudah periksa lainnya tidak ada bentuk kekerasan lain seperti pemerkosaan, dan lainnya," kata Rika.

Jasad Gaby ditemukan dalam keadaan setengah telanjang. Hal itu awalnya membuat polisi menduga ada motif pemerkosaan. Namun, setelah diotopsi, dugaan itu dengan sendirinya lenyap.

Sampai saat ini, kepolisian belum mengetahui motif pelaku pembunuhan. Polisi berkomitmen mengungkap kasus tersebut dalam waktu dekat. "Yang jelas sudah ada kemajuan penyelidikan, kami pasti bisa dapatkan tersangkanya," ujar Yussak.

Gaby dikenal sebagai anak yang berprestasi dan periang. Kejadian ini tentunya mengundang banyak komentar dari pengguna internet (netizen) di media sosial. Salah satu guru Gaby mengungkapkan kesedihannya lewat akun Facebooknya. "Seharusnya kamu menerima piala prestasi dan juara menari, tetapi kamu sudah mendapatkan tempat terindah di sisi Bapa. Semoga pelakunya cepat ditangkap," ujar Natalia Junianto.

Mahasiswa dibunuh

Di Ambon, Junaidi Henan (20) ditemukan tidak bernyawa di rumahnya Desa Wayame, Kecamatan Teluk Ambon, Maluku, Rabu (14/12), dengan bekas sabetan benda tajam di bagian perut. Mahasiswa salah perguruan tinggi negeri di Kota Ambon itu diduga dibunuh. Empat saksi sudah diperiksa polisi.

Ismail Abas, keluarga korban, mengatakan mendapat informasi dari tetangga yang mencium bau busuk dan melihat lalat keluar masuk rumah korban. Ismail yang tinggal di Batumerah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, itu datang ke rumah korban dan masuk setelah mencongkel jendela rumah.

"Saya lihat darah di lantai kemudian saya jalan ke kamar melihat korban sudah meninggal. Perutnya robek terkena benda tajam. Sepertinya dia meninggal sudah beberapa hari. Menurut para tetangga, dia tidak terlihat selama tiga hari terakhir," kata Ismail.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease Ajun Komisaris Teddy menyatakan, kesimpulan sementara korban meninggal karena dibunuh. Sudah ada empat saksi yang diperiksa polisi. (IDO/FRN)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 Desember 2016, di halaman 23 dengan judul "Kematian Gaby, Polisi Periksa 14 Saksi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com