Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerbangan ke Perbatasan Macet, Warga Nunukan Lintasi Malaysia Menuju Krayan

Kompas.com - 14/12/2016, 09:39 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com - Terhentinya penerbangan pesawat perintis dari Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, ke wilayah perbatasan Kecamatan Krayan membuat beberapa warga terpaksa memilih jalur lain.

Salah satu jalur penerbangan alternatif warga adalah melalui Bandara Tarakan. Namun, keterbatasan penerbangan dari Tarakan menuju Krayan membuat membuat ketersediaan kursi telah penuh hingga akhir 2016.

"Tarakan pun sekarang juga penuh," ujar salah satu warga Krayan, Herbeli, Selasa (13/12/2016).

Herbeli mengaku sudah satu minggu mencari tiket penerbangan ke Krayan untuk merayakan Natal dan tahun baru di tempat kelahirannya.

Namun, hingga Selasa sore kemarin, tidak ada kepastian kapan maskapai Air Born akan menerbangkan pesawat perintis yang selama setahun terakhir melayani warga perbatasan.

Tidak adanya penerbangan ke Krayan membuat sejumlah warga perbatasan terpaksa menempuh jalur darat melalui Malaysia dengan konsekuensi biaya lebih besar dan waktu perjalanan lebih lama.

"Itu dua hari sampai di Krayan. Rutenya panjang sekali dari Nunukan ke Tawau, Malaysia, baru ke Keke, Sepitang, Lawas, Bakalalan baru sampai ke Krayan. Ongkosnya 300 sampai 400 ringgit," kata Herbeli.

Dalam sepekan terakhir, penerbangan pesawat perintis ke wilayah perbatasan Krayan dari Kabupaten Nunukan terhenti.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Nunukan Petrus Kanisius mengatakan, maskapai penerbangan Air Born yang melayani perbangan ke wilayah perbatasan saat ini masih menunggu perpanjangan izin terbang dari Kementerian Perhubungan.

"Sudah selesai maintenance, cuma masih ada beberapa yang dimintakan oleh direktur investigasinya lagi. Sudah dilengkapi dan sekarang minta persetujuan bahwa itu sudah layak untuk terbang," kata Petrus.

(Baca juga Izin Terbang Habis, Penerbangan ke Wilayah Perbatasan Kembali Terkendala)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com