Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaki Lumpuh sejak Balita, Khoirul Tak Pernah Merasakan Bangku Sekolah

Kompas.com - 21/11/2016, 22:10 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

GRESIK, KOMPAS.com – Muhammad Khoirul Arifin (16), warga Jalan Kapten Darmo Sugondo, Gang XII D RT1/RW4, Kelurahan Indro, Kecamatan Kebomas, Gresik, Jawa Timur, tidak pernah merasakan bangku sekolah.

Itu karena dia menderita lumpuh sejak berusia 2,5 tahun. Kedua kakinya tumbuh mengecil sehingga tidak bisa beraktivitas layaknya orang normal.

Akibatnya, putra pasangan Rochmad (49) dan Mariati (41) ini tidak bisa merasakan bangku sekolah karena tidak ada sekolah yang bersedia menerimanya.

“Setelah kemarin sempat agak sembuh, kami memang sudah berusaha untuk menyekolahkan Irul (sapaan akrab Khoirul). Tapi rata-rata sekolah yang kami datangi menolak, dengan alasan takut kalau ada apa-apa dengan Irul di sekolah nantinya,” jelas Mariati, Senin (21/11/2016).

“Sempat juga ada kepala sekolah yang kami datangi bilang takut menerima Irul di sekolahnya, karena jika nanti saat sekolah kaki Irul tiba-tiba bermasalah. Sebab di sekolah itu kan banyak siswanya, makanya, mereka tidak mau ambil risiko,” lanjutnya.

Irul hanya bisa pasrah dengan keputusan pihak sekolah yang menolak menerimanya.

Demi putranya mendapatkan pendidikan, akhirnya orangtua Irul pun berinisiatif memanggil guru les privat ke rumah.

“Alhamdulillah, dengan les itu Irul akhirnya bisa menulis, membaca, mengaji, dan berhitung. Bahkan, ia sedikit-sedikit juga bisa bahasa Inggris,” beber Mariati.

Namun pendidikan privat di rumah tidak berlangsung lama. Sang ayah, Rochmad mengalami kecelakaan kerja dan keluar dari pekerjaan. Praktis, pendidikan Irul pun terhenti karena orangtuanya tak mampu membayar guru privat.

“Untuk mengisi waktu sehari-hari, Irul biasanya belajar bersama adiknya (Febby). Sebab, jangankan untuk memanggil guru les, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja kami sering kekurangan setelah ayahnya tertimpa musibah kemarin,” jelas Mariati.

Irul sendiri adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya bernama Muhammad Hidayat (22) dan adiknya, Febby Dewi Puspitasari (4).

Irul pertama kali menderita kelumpuhan akibat terjatuh dan kakinya sempat menabrak kursi yang ada di rumah.

Irul sendiri mengaku ingin sekali merasakan bangku sekolah seperti teman-teman sebayanya.

“Saya sangat ingin bisa sekolah seperti anak-anak lain. Tapi mau bagaimana lagi, tidak ada yang mau menerima saya dengan kondisi seperti ini,” kata Irul dengan nada sedih.

Ketika ditanya soal kemungkinan masuk sekolah luar biasa (SLB), Mariati mengaku belum mencobanya. Ia memang sempat mempunyai niat tersebut, namun keburu sang suami tertimpa musibah kecelakaan kerja yang juga membuatnya lumpuh. Akibatnya, Mariati tidak lagi memiliki kesempatan untuk mendaftarkan Irul ke SLB.

“Dan, lagi saya juga membayangkan kalau Irul sekolah dengan kondisi seperti ini dan ayahnya juga sudah tidak lagi bisa mengendarai sepeda motor, pasti juga susah. Karena tidak ada yang mengantar ke sekolah, karena kakaknya juga sudah bekerja,” kata Mariati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com