GORONTALO, KOMPAS.com – Pelestarian rumah tradisional masyarakat Jawa Tondano di Gorontalo kendala bahan baku kayu. Untuk membuat rumah panggung khas Jawa Tondano diperlukan banyak material kayu kualitas bagus.
Masalah yang dihadapi masyarakat adalah ketersediaan kayu dengan harga yang terjangkau.
“Sekarang kami kesulitan mendapatkan kayu untuk membuat rumah panggung,” kata Hasan Maspeke (78), warga Desa Reksonegoro, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo, Minggu (13/11/2016).
Akibat sulitnya mendapatkan kayu, masyarakat beralih ke rumah beton. Selain dianggap lebih praktis juga murah.
Desa Reksonegoro ini didiami masyarakt Jawa Tondano yang berasal dari Kampung Jawa Tondano, Kabupaten Minahasa. Mereka melakukan migrasi ke Gorontalo sekitar tahun 1925 dengan membawa kebudayaan asalnya.
Sejak tahun lalu Reksonegoro telah dijadikan sebagai desa wisata budaya oleh Pemerintah Kabupaten Gorontalo.
Di desa ini masih banyak dijumpai rumah asli masyarakat Jawa Tondano sebagaimana rumah masyarakat Minahasa di Sulawesi Utara. Rumah panggung kayu ini mengalami masalah dengan perawatan, bahkan ada yang rusak dan sudah ambruk.
“Dulu mbah-mbah kami menebang kayu dari hutan di sebelah desa untuk membangun rumah, sekarang sudah tidak ada hutan lagi,” kata M Wonopatih (63), pemuka masyarakat Jawa Tondano.
Kayu yang biasa digunakan untuk pembangunan rumah adalah kayu gopasa (wolato), lasi, cempaka, dan tulawoto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.