Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kenapa Rumah Sakit Sebesar Ini Sering Kehabisan Obat?"

Kompas.com - 11/11/2016, 15:16 WIB
Defriatno Neke

Penulis

BUTON, KOMPAS.com -  Keluarga pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buton, mengeluhkan seringnya rumah sakit tersebut kehabisan persediaan obat.

Hal tersebut membuat keluarga pasien mengeluarkan uang untuk menebus resep di luar rumah sakit. Padahal, mereka berharap bisa menggunakan BPJS.

"Kenapa rumah sakit sebesar ini sering kehabisan obat? Sehingga membuat kita semakin bingung ambil obat," ucap seorang keluarga pasien, Ahmad, Jumat (11/11//2016).

Untuk mendapatkan obat sesuai resep dokter, Ahmad pun terpaksa membeli obat di luar dari lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah dengan harga yang lebih mahal.

"Berarti tidak ada gunanya saya miliki kartu kesehatan BPJS. Saya kira kalau sudah memiliki kartu BPJS itu, saat berobat di rumah sakit tidak akan mengeluarkan uang lagi," ujarnya.

"Saya sudah lama dengar, rumah sakit ini sering kehabisan stok obat. Awalnya saya tidak percaya, tapi sekarang saya alami juga," tambha dia.

Sementara itu, Direktur RSUD Buton Ramli Code,  mengaku, habisnya beberapa item stok obat tidak bisa dihindari. Hal ini disebabkan sistem belanja obat bukan melalui sistem belanja langsung melainkan menggunakan sistem e-katalog.

"Ini bukannya faktor kesengajaan atau sengaja, kami pesan obat bulan ini belum tentu bulan depannya sudah datang. Ini bukan hanya di Buton tapi seluruh Indonesia karena disuplai dari pusat," ucap Ramli.

Namun untuk mengisi kekosongan, Lanjut Ramli, pihaknya terkadang harus meminjam obat dari rumah sakit lain.

Terpisah, Pelaksana Tugas Bupati Buton Effendi Kalimuddin, mengatakan, belanja obat dengan menggunakan sistim e-katalog harusnya lebih memudahkan. Terkait habisnya persedian obat tersebut dirinya akan bertanya terlebih dahulu Kepala Dinas Kesehatan.

"Saya belum mau berkomentar jauh, nanti saya coba tanya dulu Kadisnya ya, apa penyebabnya sehingga sering terjadi kekosongan obat, kita akan panggil dalam waktu dekat ini," kata Effendi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com