Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putri Thailand: Mengapa Patung Kunto Bimo Borobudur Tak Boleh Dipegang Lagi?

Kompas.com - 10/11/2016, 18:58 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com — Putri Kerajaan Thailand, Maha Chakri Sirindhorn, mengunjungi Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (10/11/2016).

Hujan yang mengguyur kawasan Borobudur tidak menyurutkan Maha Chakri untuk menikmati kemegahan Candi Buddha itu. Ia tampak sudah mengenakan jas hujan sejak turun dari bus yang mengantarkannya.

Maha Chakri beserta rombongan tiba di Candi Borobudur sekitar pukul 13.30 WIB. Ia masuk melalui pintu VII Kenari atau sebelah barat candi.

Jalur ini merupakan pintu yang biasa dipakai untuk menyambut kedatangan tamu-tamu kenegaraan.

Kedatangannya dikawal oleh puluhan petugas pengamanan, baik dari TNI, Polri, maupun petugas keamanan yang datang dari Thailand.

Pengelola Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB), beberapa pejabat Pemerintah Kabupaten Magelang, dan Provinsi Jawa Tengah juga menyambut hangat kedatangan putri Maha Chakri.

Maha Chakri sempat menunggu hujan reda di tenda yang disediakan pengelola sebelum kemudian naik ke Candi Borobudur. Ia didampingi sejumlah staf Balai Konservasi Borobudur (BKB) yang bertugas memberi penjelasan tentang candi peninggalan Raja Samaratungga abad ke-9 itu.

Awak media sendiri tidak diperkenankan untuk mengikuti kegiatan Maha Chakri selama di atas Candi Borobudur hingga ia meninggalkan kompleks candi sekitar pukul 15.00 WIB.

Mura Aristina, salah satu staf BKB, menjelaskan, kedatangan Putri Maha Chakri merupakan yang ketiga kalinya. Sebelumnya, ia sempat datang pada 1986 dan 1989.

Menurut Mura, Maha Chakri begitu terkesan dengan semangat masyarakat dan pengelola dalam upaya pelestarian Candi Borobudur. Kepada Mura, Maha Chakri bertanya tentang Patung Kunto Bimo yang kini tidak boleh dipegang oleh wisatawan.

Peraturan ini berbeda saat ia kali pertama datang pada 1986 silam.

"Ia pertama naik langsung bertanya tentang Patung Kunto Bimo itu. Saya menjelaskan bahwa peraturan itu diterapkan agar patung tidak rusak dan membahayakan wisatawan," ujar dia.

Sebab, kata Mura, pegangan atau gesekan alas kaki bisa merusak batuan candi.

Menurut dia, Putri Maha Chakri pun mengerti dengan penjelasan tersebut. Bahkan, ia teringat sekitar empat tahun lalu, ada anak kecil yang kepalanya masuk ke stupa dan tidak bisa keluar lagi.

Kemudian, pimpinan BKB mengizinkan pemahatan stupa demi mengeluarkan kepala anak kecil tersebut.

"Setelah mendengar penjelasan itu, beliau akhirnya mengerti mengapa tidak boleh menyentuh stupa lagi. Beliau bahkan dengan kesadaran tidak menyalakan lilin saat berdoa di candi karena lilin juga dapat merusak candi," katanya.

Ia mengatakan, Putri Maha Chakri hanya mengitari lorong I Candi Borobudur dan tidak sampai ke puncak. Waktunya dimanfaatkan untuk membaca 90 persen relief Lalitavistara tentang biografi Buddha.

"Awalnya mulai dari titik utara, yakni relief yang berkisah tentang kelahiran Buddha, hingga mendapatkan pencerahan. Semuanya difoto serta dicatat oleh beliau," katanya.

Mura menyebutkan, Maha Chakri akan kembali berkunjung ke Candi Borobdur pada Januari 2017. Dia akan datang bersama para biksu untuk melakukan sembahyang dan berdoa untuk mendiang sang ayah, Raja Thailand Bhumibol Adulyadej, yang meninggal beberapa waktu lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com