Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mbah Gito, Veteran yang Rajin Menyapu Jalan

Kompas.com - 10/11/2016, 07:07 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI,KOMPAS.com - Kopral Soegito (72) tampak bersemangat saat menunjukkan foto-foto lawasnya kepada Kompas.com Rabu (9/11/2016).

"Ini pas saya di Timor-timor. Pembebasan di sana dan kaki saya kena ranjau. Jadi kalau jalan pincang. 3 bulan saya dirawat disana. Untung tidak diamputasi. Beberapa teman saya ada yang tewas" kenangnya dengan suara terbata bata karena pernah terkena stroke.

Lawan bicaranya pun harus berkata dengan nada keras di dekat telinganya karena pendengarannya juga sudah terganggu.

Dia menuturkan, selain menjadi prajurit, lelaki yang akrab dipanggil Mbah Gito tersebut juga menjadi petugas kesehatan saat perang pembebasan Timor Timor pada tahun 1975. Bukan hanya sekali dia dikirim berperang ke Timor Timor tapi lebih dari dua kali.

"Saya sudah tidak ingat berapa kali ke sana. Tapi selain di Timor Timor saya juga pernah menjaga rumahnya presiden waktu itu pak Harto di Cendana. Ini fotonya rame-rame sama kawan-kawan saya. Sekarang di mana ya mereka. Kadang-kadang kangen," katanya dengan suara lirih.

Walaupun sudah pensiun dengan pangkat terakhir sebagai Kopral dan bertugas di kesehatan Kodim Banyuwangi, Mbah Gito tidak berdiam diri. Setiap pagi dan sore dia selalu menyapu jalan sepanjang 500 meter yang berada di depan rumahnya yang sederhana di Kelurahan Kertosari Kabupaten Banyuwangi.  Ia juga merapikan tanaman yang ada di sepanjang jalan.

Semuanya tersebut ia lakoni seorang diri tanpa menerima bayaran. Dia juga yang membuat plang-plang nama jalan di sekitar rumahnya agar warga pendatang tidak kesulitan mencari alamat rumah serta rajin membersihkan mushola di dekat rumahnya.

Akivitas tersebut dilakukan rutin setiap hari selama 26 tahun sejak kakek kelahiran 19 Desember 1944 tersebut pensiun pada tahun 1990.

"Dulu saya perang sama nyuntik. Sekarang kan sudah enggak boleh. Ya nyapu saja. Kalau ada yang minta saya mencangkul tanah ya saya cangkul. Saya tidak mau diam. Ini tadi pas pak bupati kesini saya masih di kebun," katanya sambil tertawa.

Selain itu, untuk mengisi masa tuanya, Soegito juga melukis tiga dimensi yang hampir keseluruhannya bertema perang kemerdekaan. sebagian lukisannya dipajang di rumah sederhananya yang ia tinggali berdua dengan istrinya.

"Kalau ini pas perang, dan ini dapur umumnya buat para prajurit," katanya sambil menunjukkan lukisannya.

"Biasanya saya buat kalau sendirian dan kangen sama jaman-jaman dulu," ungkapnya.

Di usianya yang sudah senja, Soegito berharap agar bisa lebih sering beribadah dan masih bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.

"Sekarang sudah tua nggak bisa apa apa tapi ingin terus berbuat untuk negara. Bisanya sekarang nyapu ya. Saya nyapu saja agar lingkungan bersih ini itu sudah cukup buat saya," jelasnya.

Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang berkunjung ke rumah Mbah Gito Rabu (9/11/2016) mengatakan semangat mbah Gito patut di tiru oleh anak muda sekarang.

"Beliau masih tetap bermanfaat bagi sekitar walaupun sudah sepuh. Nanti pemkab Banyuwangi akan membantu alat pendengaran untuk Mbah Gito agar dia bisa mendengar normal lagi," ucap Bupati Anas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com