Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jajanan "Ndeso" Yuni Pun Rambah Malaysia

Kompas.com - 13/10/2016, 13:46 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

LAMONGAN, KOMPAS.com – Tidak hanya mampu menembus berbagai ritel modern di Pulau Jawa. Namun jajanan ndeso hasil kreasi UD Lembah Hijau di Kecamatan Kedungpring, Lamongan, Jawa Timur, mulai dari keripik jagung, mbothe (umbi talas), maupun keripik sukun, ternyata juga sudah merambah pasar luar negeri, tepatnya Malaysia.

Sri Wahyuni, pemilik UD Lembah Hijau, menceritakan, awal kerja sama dirinya dengan pihak importir asal Malaysia, terjadi pada 2014. Saat itu, ada seorang pengusaha asal Malaysia yang mengetahui produknya dari internet.

“Bahkan saat itu, pengusaha asal Malaysia itu sempat datang langsung ke Lamongan untuk melihat proses produksi dan kualitasnya. Baru setelah yakin dengan melihat langsung, ia pun kemudian memberikan order pesanan kepada kami,” tutur Yuni-sapaan akrab Sri Wahyuni, Kamis (13/10/2016).

Namun dibutuhkan waktu setahun bagi Yuni sebelum menerima order dari pengusaha asal Malaysia tersebut. Pengiriman awal menuju Malaysia terjadi pada 2015 sebanyak 2 kontainer berisi snack jagung, snack tempe, kripik nangka, dan terung.

“Dan saat ini Alhamdulillah, kami sudah rutin mengekspor snack hasil olahan kami ke Malaysia tiga kali setahun,” terangnya.

Meski kini jajanan ndeso hasil olahannya sukses menembus berbagai ritel modern bahkan sampai ekspor, Yuni mengaku, masih menghadapi berbagai kesulitan dalam menjalankan usaha yang dikelolanya.

“Bukan mengenai pangsa pasar. Tapi kendala yang kami hadapi saat ini adalah, tenaga kerja serta bahan baku yang tidak bisa setiap saat tersedia,” beber Yuni.

Ia lantas mencontohkan, seperti bahan untuk membuat snack dari mbothe yang masih harus mendatangkan dari Kecamatan Rengel, Tuban. Meski mbothe banyak tersedia di sana, namun tidak dengan tenaga kerjanya.

“Karena rata-rata orang di Rengel, lebih memilih untuk bekerja ikut orang lain saat musim hajatan (orang menikah) tiba, ketimbang memanen mbothe yang ada di sawahnya,” ucap dia.

Yuni pun mempunyai cerita yang tidak mengenakkan, saat harus membatalkan order yang sudah disepakati dengan pihak lain, gara-gara ibu-ibu yang membuat keripik dari bahan daun singkong di Kecamatan Sarirejo, Lamongan, yang coba diberdayakannya, tidak mampu memenuhi banyaknya pesanan.

“Padahal, saya sudah deal dengan pihak lain yang sepakat untuk membeli keripik dari bahan daun singkong di Kecamatan Sarirejo, karena rasanya yang cukup nikmat. Tapi karena ibu-ibu di sana tidak siap memproduksi dalam jumlah banyak, maka deal itu terpaksa dibatalkan,” ujarnya.

Baca juga: Cerita Yuni Jual Keripik, dari Jualan Keliling hingga Pasok Ritel Modern

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com