Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cabuli Siswi SD, Seorang Pemuka Agama di Ambon Ditangkap Polisi

Kompas.com - 04/10/2016, 13:25 WIB
Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - ST alias Bapa Nyong, warga Desa Tawiri, Kecamatan Teluk, Ambon, dilaporkan ke polisi dengan tuduhan telah berbuat cabul kepada sejumlah siswi SD.

Pelaku yang juga berprofesi sebagai seorang pemuka agama ini diadukan ke polisi oleh sejumlah orangtua korban, Selasa (4/10/2016) karena mereka tidak terima anak-anaknya diperlakukan tidak senonoh oleh pelaku.

Hingga saat ini, tercatat enam orangtua korban yang telah mengadukan kasus yang menimpa anak mereka ke polisi. Mereka datang mengadukan kasus itu sambil didampingi oleh Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak.

“Sudah ada beberapa orangtua korban yang tadi datang bersama anak-anaknya untuk dimintai keterangannya,” kata Paur Subag Humas Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, Iptu Nicolas Frederik Anakotta kepada waratwan.

Nicolas menjelaskan, saat ini penyidik masih terus melakukan pemeriksaan intensif terhadap pelaku, termasuk juga meminta keterangan dari sejumlah anak yang diduga menjadi korban aksi pencabulan pelaku.

“Masih dalam proses pemeriksaan dan penyelidkan, dia juga belum ditetapkan sebagai tersangka karena masih diperiksa,” katanya.

Salah satu orangtua korban yang mengadukan kasus itu mengaku, anaknya dicabuli pelaku saat hendak membeli jajanan di kios milik pelaku. Saat hendak memberikan uang, anaknya langsung ditarik dan dicabuli.

“Pelaku harus bertanggung jawab atas perbuatannya ini,” kata ibu itu di depan ruang Penyidik Perlindungan Perempuan dan Anak.

Sementara, aktivis Lemabag Perlindungan Perempuan dan Akan (Lapan) Maluku, Loce yang ikut mendampingi para korban mengaku akan mengawal kasus tersebut hingga tuntas.

"Kami belum dapat menjelaskan detail kasus ini karena pemeriksaan masih terus dilakukan, yang jelas kami akan mengawal kasus ini hingga tuntas,” ungkapnya.

Berdasarkan pantauan di lapangan, hingga kini pemeriksaan terhadap pelaku dan juga para korban masih terus dilakukan. Untuk kepentingan penyelidikan, wartawan yang hendak meliput belum tidak diizinkan untuk mengambil gambar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com