Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Pilkada Serentak, Polisi Incar Provokator di Medsos

Kompas.com - 28/09/2016, 16:35 WIB
Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com - Jelang pemilihan kepala daerah di tujuh kabupaten dan kota di Sulawesi Tenggara, polisi setempat akan memantau perkembangan arus informasi di media sosial. Karena, tidak sedikit terdapat akun yang kerap menghujat bahkan menghina privasi calon kepala daerah tersebut.

Kepala Subdit Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Polda Sultra Komisaris Polisi Dolfie Kumaseh mengatakan, pengawasan informasi di medsos dilakukan untuk menindaklanjuti ulah oknum yang sengaja melakukan provokasi berlebihan dan melanggar privasi seseorang melalui medsos.

"Bila ditemukan adanya oknum yang secara sengaja melakukan tindak pidana pencemaran nama baik maupun diduga bisa menjadi pemicu terjadinya tindak pidana, kami siap memproses melalui Unit Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sultra," kata Dolfie, Rabu (28/9/2016).

Menurut dia, saat ini banyak tulisan di medsos yang banyak diduga dimunculkan untuk propaganda. Polisi akan bertindak jika ada laporan dari pihak yang merasa dirugikan dengan isu-isu di medsos itu, terutama jika ada propanganda dan bukti kuat yang mendukung laporan itu.

Dolfie mengimbau agar pengguna medsos menaati aturan hukum yang berlaku. Dengan begitu, tidak ada lagi warga yang berurusan dengan hukum terkait kejahatan di dunia maya atau cyber crime.

"Di medsos tidak ada salahnya orang melakukan sosialisasi dan publikasi, sepanjang tidak menghina atau menyerang pribadi orang lain," kata dia.

Sementara itu, bakal calon bupati Muna Barat, LM Rajiun Tumada, mengaku merasa resah dengan hinaan di medsos yang mengarah pada dirinya.

Rajiun telah mengantongi identitas belasan orang yang telah menghujatnya di mesdos. Ia berencana melaporkan pemilik akun medsos tersebut ke polisi.

Ia sedang mengumpulkan bukti-bukti terkait hal itu dan menunggu menunggu momen yang tepat untuk melaporkan pelaku.

"Agak riskan kalau dilaporkan di tengah momen pilkada ini. Kita tunggu saja tanggal mainnya. Kalau mereka belum hentikan, baru saya laporkan," kata dia.

Adapun bakal calon wali kota Kendari, Muh Zayat Kaimuddin, mengakui bahwa dirinya sering difitnah dan dihina di medsos. Namun, ia tidak akan melaporkannya ke polisi.

"Biarlah difitnah, nanti dosa-dosaku terhapus toh. Makan waktu juga kalau kita urus juga medsos," kata dia.

Zayat yang berpasangan dengan Suri Syariah Mahmud ini diusung empat partai, yakni PDI-P, Demokrat, Hanura, dan PPP. Ia berharap warga Kendari tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu menyesatkan di medsos.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com