Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Singkong Turun, Gubernur Lampung Surati Presiden

Kompas.com - 16/09/2016, 23:18 WIB

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Gubernur Lampung M Ridho Ficardo menyurati Presiden Joko Widodo terkait rendahnya harga singkong/ubi kayu di tingkat petani yang saat ini hanya Rp 500 per kilogram.

"Terkait turunnya harga singkong, Gubernur Lampung M Ridho Ficardo langsung menyikapinya dengan menyurati Presiden Joko Widodo berisikan usulan untuk pembatasan atau pengurangan impor tapioka," kata Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Fahrizal Darminto, pada rapat pembahasan harga ubi kayu di Bandarlampung, Jumat (16/9/2016).

Ia menyebutkan, produksi ubi kayu Lampung berdasarkan data BPS pada angka ramalan I tahun 2016 diperkirakan sebesar 7,82 juta ton.

Produksi tersebut, lanjutnya, menempati peringkat pertama nasional dengan luas panen 298.299 hektar dengan melibatkan 497.165 petani.

Harga ubi kayu di Provinsi Lampung saat ini mencapai harga terendah, yakni Rp500 per kilogram, sedangkan harga yang selayaknya diterima petani Rp800 per kilogram, sehingga mengakibatkan petani merugi.

"Salah satu merosotnya harga ubi kayu antara lain masuknya impor tapioka dalam jumlah besar," ujarnya.

Sementara itu, beberapa kesimpulan dihasilkan dalam rapat yang dihadiri oleh KTNA, pelaku usaha pabrik tapioka, BPS, Bulog, dan satuan kerja perangkat daerah terkait harga ubi kayu itu.

Kesimpulan rapat adalah mengklarifikasi faktor penyebab turunnya harga singkong karena pengaruh ekonomi global, impor tapioka dari Thailand, kelebihan suplai dari produksi lokal.

Kemudian, perlu dilakukan pembinaan pola tanam dan peningkatan produktivitas dan kualitas untuk meningkatkan daya saing petani singkong, perlu dilakukan komunikasi yang berkesinambungan antara petani, asosiasi pabrik tapioka dan pemerintah dalam rangka pembinaan dan pemantauan.

Selanjutnya, pengembangan dan diversifikasi produk olahan, pembinaan tata niaga singkong dengan melibatkan BUMD, dan mengupayakan adanya harga pembelian pemerintah singkong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com