Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Brigpol Sukmawadi yang Bantu Warga Flores Timur Bertani

Kompas.com - 10/09/2016, 21:49 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

LARANTUKA, KOMPAS.com - Bertani bukanlah hal yang baru bagi Brigadir Polisi (Brigpol) Sukmawadi.

Anggota Kepolisian Sektor Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu, sudah menggeluti dunia pertanian dan perkebunan sejak tahun 2000 atau saat duduk di bangku kelas I SMA di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Brigpol Sukmawadi kepada Kompas.com, Sabtu (10/9/2016) menuturkan, ia mulai menggeluti dunia pertanian saat masuk dalam kelompok tani di Kelurahan Praya, Kecamatan Praya, Lombok Tengah.

Ketika itu, ia menggantikan ayahnya yang merantau ke Bajawa, Kabupaten Ngada, NTT.

“Untuk ilmu pertanian memang saya tahu waktu masih di Lombok. Waktu itu saya aktif di kelompok tani, karena di Lombok semua warga diwajibkan masuk kelompok tani dan kebetulan waktu itu bapak saya merantau ke Kabupaten Ngada, Flores, sehingga saya menggantikan posisi bapak saya sebagai anggota kelompok, saat masih kelas 1 SMA,” tutur dia.

Menariknya, lanjut Brigpol Sukmawadi, dalam kelompok tani itu semua anggotanya melihat dia masih kecil dan paling aktif sehingga ketua kelompok mengutusnya ke ibu kota kabupaten untuk mengikuti pelatihan pertanian setiap bulan.

Waktu mengikuti pelatihan di tingkat kabupaten, Brigpol Sukmawadi dianggap mampu sehingga ia pun dikirim ke ibu kota provinsi NTB.

“Saat di tingkat provinsi, saya mengikuti pelatihan petanian dan juga dibekali tentang ilmu pertanian. Akan tetapi dalam perjalanan, saya kemudian mengikuti orangtua ke Bajawa, Ngada dan melanjutkan pendidikan di sana dan lulus sekolah tahun 2003," tutur dia. 

"Satu tahun kemudian (2004) saya ikut tes polisi dan dinyatakan lulus, selanjutnya saya pun bertugas di Polsek Adonara Timur hingga saat ini,” sambung Sukmawadi.

Sukmawadi for Kompas.com Brigadir Polisi (Brigpol) Sukmawadi (31) sedang panen sayur kol bersama warga yang menjadi anggota kelompoknya
Saat berada di tempat tugasnya, ia mulai mengembangkan kemampuannya di bidang pertanian dengan menanam tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Bahkan, Sukmawadi membentuk empat kelompok tani di dua kecamatan di Flores Timur.

Dalam mengembangkan usaha pertanian, Sukmawadi bersama kelompok taninya mengalami kendala kurangnya air.

Mereka kemudian mengumpulkan uang secara swadaya untuk membuat sumur bor yang digunakan hingga sekarang.

Hasilnya, semua anggota kelompok tani kini bisa menikmati hasil panen tanaman pertanian, seperti cabai, tomat, buncis, kol, bawang, dan sawi.

“Harapan saya untuk masyarakat di wilayah Adonara Timur khususnya dan warga NTT pada umumnya bahwa kita punya lahan begitu subur air sebenarnya kita tidak kering hanya bendungan yang tidak ada," kata dia. 

Ia pun berharap pemerintah membantu membuat bendungan. Sukmawadi berharap nantinya warga tidak lagi mendatangkan kebutuhan pokok dari luar daerahnya.

"Kita ciptakan dan hasilkan sendiri untuk swasembada. Jangan lagi ada lahan yang nganggur. Kita ini adalah petani dan kita kembalikan kejayaan kita yang dulu itu menjadi negara agraris,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com