Seribuan Orang Kalbar Memilih ke Luar Negeri untuk Bekerja

PONTIANAK, KOMPAS.com - Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Pontianak menyebutkan, sebanyak 1.167 orang Kalimantan Barat memilih bekerja ke luar negeri untuk bekerja.

Kondisi tersebut tidak terlepas dari terbatasnya akses terhadap kesempatan kerja di Indonesia.

Kepala Seksi Penyiapan Penempatan BP3TKI Pontianak, As Syafii mengatakan, lesu nya kondisi perekonomian Indonesia menjadi salah satu pendorong warga Kalimantan Barat memilih untuk bekerja ke luar negeri.

"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Kalimantan Barat pada bulan Februari 2016 menunjukkan bahwa pengangguran di Kalimantan Barat saat ini masih sekitar 111 ribu jiwa atau Tingkat Pengangguran Terbuka sekitar 4,58 persen," ungkap Syafii, Senin (5/9/2016).

Pilihan menjadi TKI, menurut Syafii, bisa menjadi salah satu solusi mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Kalimantan Barat.

"Menjadi TKI masih menjadi salah satu pilihan rasional bagi sebagian masyarakat Kalimantan Barat untuk mendapatkan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga," paparnya.

Berdasarkan data Siskotkln (Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri) BNP2TKI per 1 Januari hingga 31 Agustus 2016, BP3TKI Pontianak menempatkan sebanyak 1.295 TKI ke sejumlah negara penempatan TKI antara lain ke negara Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Arab Saudi, dan Qatar.

Mereka bekerja pada sektor formal sebanyak 1.190 orang dan sektor Informal sebanyak 105 orang.

Adapun pembagian berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki 884 orang dan perempuan 441 orang. Khusus untuk TKI asal Kalimantan Barat sebanyak 1.167 orang.

"Ini bisa diartikan bahwa jumlah potensi pengangguran di wilayah Kalimantan Barat tahun 2016 ini berkurang sebanyak angka itu karena keberangkatan mereka ke luar negeri untuk bekerja," jelasnya.

Dari 1.167 orang tersebut, warga dari Kabupaten Sambas mendominasi dengan sebanyak 771 orang.

Kemudian Kota Pontianak sebanyak 139 orang, Kubu Raya sebanyak 109 orang, Kota Singkawang sebanyak 47 orang, Mempawah sebanyak 41 orang, Bengkayang sebanyak 20 orang, Kab. Landak sebanyak 17 orang, Sanggau sebanyak 16 orang, Kayong Utara sebanyak 3 orang dan Sekadau dan Sintang masing-masing sebanyak 2 orang.