SURABAYA, KOMPAS.com - Volume air sungai di Bengawan Solo yang melintas di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, terus dipantau menyusul bencana banjir yang terjadi di Jawa Tengah, Sabtu (18/6/2016) lalu.
"Seluruh BPBD di aliran Bengawan Solo saat ini berkumpul di Bojonegoro untuk membahas antisipasi banjir kiriman dari Jawa Tengah," kata Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, Senin (20/6/2016).
Laporan yang diterimanya berdasarkan laporan petugas di Bendungan Karangnongko di Bojonegoro, hingga pukul 08.15 WIB, Senin (20/6/2016), kondisi volume air masih di titik 26 meter.
"Batas maksimal atau status siaga merah di bendungan Karangnongko 30 meter," jelasnya. Di waktu yang hampir bersamaan, volume Sungai Bengawan Solo di kota Bojonegoro juga masih menunjukkan kondisi aman, yakni mencapai 12,5 meter, dari titik kritis yang mencapai 15 meter.
"Selain belum berpotensi banjir, air kiriman juga dipastikan tidak sampai merembes dari celah-celah tanggul karena kondisi seluruh tanggul di sepanjang Bengawan Solo, juga dalam keadaan kokoh," tambahnya.
Setidaknya 24 orang meninggal dunia, akibat longsor dan banjir di Jawa Tengah, sementara 26 orang hilang dan masih dalam pencarian.
Ribuan rumah juga hancur disapu banjir atau tertimbun longsor yang melanda 16 kabupaten kota akibat hujan lebat yang turun sejak Sabtu (18/6/2016) siang hingga malam hari di Purworejo, Banjarnegara, Kendal, Sragen, Purbalingga, Banyumas, Sukoharjo, Kebumen, Wonosobo, Pemalang, Klaten, Magelang, Wonogiri, Cilacap, Karanganyar, dan Kota Solo.