Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipicu Masalah Tanah, Warga Dua Desa di Ambon Terlibat Tawuran

Kompas.com - 01/06/2016, 20:03 WIB
Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Warga Desa Hukurila dan Leihari, Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon, terlibat perang batu pada Rabu (1/6/2016).

Tawuran itu terjadi setelah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Ambon mengukur tanah di perbatasan kedua desa itu, Rabu sekitar pukul 12.30 WIT.

Beruntung aksi perkelahian itu tidak berlangsung lama setelah aparat polsek setempat segera mendatangi lokasi kejadian, dan langsung melerai kedua kelompok massa yang sudah saling berhadapan ini.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, tawuran antarkedua kelompok warga itu terjadi tepat di kawasan Pancoran, perbatasan kedua desa bertetangga tersebut. Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu, namun suasana sempat mencekam di perbatasan kedua desa.

“Awalnya terjadi konsentrasi massa sekira pukul 12.00 WIT. Tiba-tiba terjadilah baku lempar,” ungkap sumber yang tidak ingin namanya dipublikasikan.

Sumber itu mengatakan, setelah polisi tiba dan berhasil memukul mundur kedua warga yang bersengketa, kapolsek Leitisel kemudian mempertemukan kedua kepala desa, tokoh masyarakat dan petugas BPN di Mapolsek Leitimur Selatan.

“Saat ini situasi terpantau aman dan terkendali. Setelah kondusif, kedua kepala desa dan petugas pertanahan bertemu di Mapolsek untuk membicarakan masalah ini,” terangnya.

Secara terpisah, Wakil Kepala Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, Hendrik Eka Bahalwan membenarkan aksi tawuran warga tersebut. Menurut dia, tawuran sudah mereda setelah aparat tiba di lokasi kejadian.

"Iya, kejadian tadi sekitar pukul 12.00 WIT. Baku lempar sekitar 10 menit, dan polisi langsung membubarkannya," kata Bahalwan saat dikonfirmasi.

Dia menjelaskan, tidak ada korban jiwa maupun korban luka dalam insiden itu, dan saat ini situasi telah kondisif.

Kapolsek setempat, kata dia, juga sudah melakukan mediasi terhadap kedua warga desa itu.

“Saya meminta kepada warga untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan semua," kata Bahalwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com