Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kita Minta Warga Tidak Lagi Ucapkan Garuda di Dadaku, Malaysia di Perutku..."

Kompas.com - 23/05/2016, 20:19 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com — Warga di wilayah perbatasan diminta untuk tidak lagi bangga dengan perkataan "Garuda di dadaku, Malaysia di perutku". Hal ini disampaikan Komandan Kodim 0911 Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Kol Inf Valian Wicaksono, seusai memberikan pemahaman wawasan kebangsaan kepada sejumlah tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan sejumlah LSM, Senin (23/5/2016).

Perkataan "Garuda di dadaku, Malaysia di perutku" memang sering diucapkan oleh warga di wilayah perbatasan yang menandakan bahwa pemenuhan kebutuhan pangan warga masih sangat bergantung kepada negara Malaysia.

"Kita minta warga tidak lagi mengucapkan 'Garuda di dadaku, Malaysia di perutku'. Ucapan itu kan doa," ujarnya.

Warga di wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan memang tidak dimungkiri masih sangat bergantung kepada negara Malaysia untuk memenuhi kebutuhan sembilan bahan pokok mereka.

Meski demikian, menurut Valian, ungkapan tersebut seharusnya tidak menjadi kebiasaan oleh masyarakat. Hal ini untuk menjaga rasa nasionalisme di wilayah perbatasan.

"Harusnya diganti dengan 'Garuda di dadaku, kubela dan kujaga selama hayat di kandung badan'," katanya.

Sulitnya transportasi menuju wilayah perbatasan membuat pengiriman bahan pokok dari Sulawesi maupun dari Surabaya ke Kabupaten Nunukan sering mengalami kendala. Selain itu, biaya transportasi yang mahal membuat sebagian besar harga kebutuhan pokok dari Surabaya maupun Sulawesi menjadi mahal ketika sampai di wilayah perbatasan.

Hal tersebut membuat warga memilih mendatangkan kebutuhan pokok dari Malaysia. Ironisnya, sebulan terakhir, Pemerintah Malaysia menutup jalur perdagangan tradisional yang mengakibatkan sejumlah kebutuhan pokok di wilayah perbatasan menjadi langka dan harga mengalami kenaikan tajam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com