UNGARAN, KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa D3 Public Relation Fisip Universitas Diponegoro (Undip) Semarang mengadakan sosialisasi pertahanan diri atau Women's Self Defense kepada puluhan remaja perempuan dan ibu-ibu di Dusun Ngaliyan, Desa Kalongan, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Minggu (22/5/2016) siang.
Para mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo Undip Semarang ini prihatin dengan maraknya tindak kekerasan dan pelecehan seksual kepada perempuan akhir-akhir ini.
Mahasiswa ini memilih kawasan hutan karet di Desa Kalongan, sebab di daerah tersebut rawan begal. "Mereka diliputi ketakutan dengan ancaman pembegalan dihutan karet," ungkap Ketua Panitia, Syta Amelia Afifah, kepada Kompas.com.
Pada pelatihan ini remaja perempuan dan ibu-ibu diajari keterampian bela diri seperti teknik menendang, memukul serta memanfaatkan barang bawaan untuk sekedar melumpuhkan atau bahkan melukai lawan.
Salah satu instruktur, Yuliana Endah (22) mengatakan, teknik beladiri yang diajarkan merupakan teknik dasar yang dialikasikan dalam sejumlah skenario penyerangan lawan.
Rawan Begal
Kawasan hutan karet di Desa Kalongan selama ini menjadi jalur alternatif warga desa yang beraktivitas di Karangjati sebagai buruh pabrik. Kawasan tersebut juga merupakan jalan alternatif Karangkati menuju Kabupaten Demak.
Kepala Desa Kalongan Yarmuji mengungkapkan, aksi pembegalan yang kerap terjadi di kawasan hutan karet yang masuk diwilayah administrasi Dusun Mendiro, lantaran situasinya sepi dan minim penerangan.
Ia menyebutkan, dalam setahun terakhir ini sedikitnya ada lima warga Desa Kalongan yang menjadi korban begal dihutan karet, sebagian besar korbannya adalah perempuan.
"Yang terakhir sekitar dua bulan silam, warga kami dibegal di situ. Korban ditendang hingga jatuh lalu motornya dibawa kabur. Dua pelaku langsung kabur ke arah utara (Demak)," kata Yarmuji.
Kabupaten Enggan Turun Tangan
Warga sudah banyak yang mengeluhkan hal ini. Namun pihak Desa Kalongan tidak bisa memberi fasilitas lampu penerangan jalan lantaran status jalan yang membelah hutan karet milik PTPN IX tersebut adalah jalan milik Kabupaten.
"Penerangan sekitar pohon karet tidak menjadi menjadi tanggungjawab desa, karena merupakan jalan milik kabupaten," jelasnya.
Salah satu warga, Nur Khoiriyah (43) mengatakan, selama ini warga terutama perempuan yang bekerja di pabrik- pabrik dikawasan Karangjati diliputi rasa was-was saat melintasi hutan karet pada malam hari.
Pelatihan bela diri ini membuat dirinya menjadi lebih percaya diri. Dia berharap, pihak desa dapat menindaklanjuti kegiatan ini dengan mengadakan pelatihan secara kontinyu.
"Sangat berguna sekali soalnya desa ini sangat rawan sekali. Soalnya banyak anak-anak nakal itu lho, jadi supaya agak aman sedikit. Kalau memang ada yang mau mengajari bela diri itu bagus," ungkap Nur.